Berikutpenjelasan unsur intrinsik puisi beserta contohnya yang dirangkum oleh berbagai sumber, Kamis (6/5/2021). 2 dari 4 halaman. Gaya Bahasa. Gaya bahasa atau majas adalah penggunaan bahasa yang bersifat seolah-olah menghidupkan dan menimbulkan makna konotasi dengan menggunakan bahasa figuratif. Beberapa macam-macam
Cerpen Bahasa Bali Beserta Unsur Intrinsiknya Amat - Here's Cerpen Bahasa Bali Beserta Unsur Intrinsiknya Amat collected from all over the world, in one place. The data about Cerpen Bahasa Bali Beserta Unsur Intrinsiknya Amat turns out to be....cerpen bahasa bali beserta unsur intrinsiknya amat, riset, cerpen, bahasa, bali, beserta, unsur, intrinsiknya, amat LIST OF CONTENT Opening Something Relevant Conclusion Recommended Posts of Cerpen Bahasa Bali Beserta Unsur Intrinsiknya Amat Conclusion From Cerpen Bahasa Bali Beserta Unsur Intrinsiknya Amat Cerpen Bahasa Bali Beserta Unsur Intrinsiknya Amat - A collection of text Cerpen Bahasa Bali Beserta Unsur Intrinsiknya Amat from the internet giant network on planet earth, can be seen here. We hope you find what you are looking for. Hopefully can help. Thanks. See the Next Post
JAKARTA Unsur instrinsik dan ekstrinsik harus ada dalam sebuah novel.Agar bisa membedakannya, kamu bisa pelajari pengertian dan contohnya di sini. Dikutip dari buku 'Bahasa Indonesia 2' terbitan Quadra unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam karya terjemahan masih sama dengan naskah aslinya. Dengan membaca naskah terjemahan, para pembaca diharapkan bisa mendapatkan gambaran penceritaan.
Karya sastra adalah hasil pekerjaan dalam bentuk tulisan yang dibuat oleh seseorang dengan imajinasinya. Cerpen merupakan sebuah karya sastra tulis yang banyak ditemukan hingga sekarang ini. Unsur intrinsik adalah salah satu unsur yang membangun sebuah karya sastra. Dalam penelitian ini membahas tentang keberadaan unsur intrinsik yang membangun cerpen Dedosan karya I Wayan Wikana. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai unsur intrinsik yang terkandung di dalam cerpen. Metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis adalah Metode dengan pendekatan kualitatif deskripsi dengan ancangan studi pustaka. Berdasarkan analisis data, ditemukan hasil sebagai berikut. Bertemakan budaya dan kritik sosial, dengan alur maju, sudut padang pengarang sebagai orang ketiga diluar cerita yang serba tahu, dengan latar tempat di Tengah Genah Masare, di Genah Pasangkepan. Berlatar waktu pada semengan. Serta berlatar suasana yang sedih, malu, ramai, ricuh, bingung, dan senang. Adapun tokoh dan penokohan yang terungkap di dalam cerpen tersebut yaitu Ketut Putra, Luh Putri, Pan Darti, Pekak Satra, Made Srewana, Putu Sutresna, dan Krama desa. Gaya bahasa yang termuat yaitu Personifikasi, Ironi, dan Alusio. Amanat yang tersirat, yaitu tentang nilai sosial dan nilai hukum. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pada cerpen Dedosan karya I Wayan Wikana mengandung unsur intrinsik yang membangun Kuci; unsur, instrinsik, cerpen Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Pendidikan Bahasa Bali 71 JURNAL PENDIDIKAN BAHASA BALI UNDIKSHA VOL. 7 No. 2, Th. 2020 2020 p-ISSN 2614-1914 cetak dan e-ISSN 2599-2627 online Tersedia online di ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN DEDOSAN KARYA I WAYAN WIKANA Received 12 Agustus 2020; Revised 16 Agustus 2020; Accepted; 27 Agustus 2020 Permalink/DOI I Kadek Eka Muliana Jurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Universitas Pendidikan Ganesha. e-mailekamuliana42 Abstrak Karya sastra adalah hasil pekerjaan dalam bentuk tulisan yang dibuat oleh seseorang dengan imajinasinya. Cerpen merupakan sebuah karya sastra tulis yang banyak ditemukan hingga sekarang ini. Unsur intrinsik adalah salah satu unsur yang membangun sebuah karya sastra. Dalam penelitian ini membahas tentang keberadaan unsur intrinsik yang membangun cerpen Dedosan karya I Wayan Wikana. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai unsur intrinsik yang terkandung di dalam cerpen. Metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis adalah Metode dengan pendekatan kualitatif deskripsi dengan ancangan studi pustaka. Berdasarkan analisis data, ditemukan hasil sebagai berikut. Bertemakan budaya dan kritik sosial, dengan alur maju, sudut padang pengarang sebagai orang ketiga diluar cerita yang serba tahu, dengan latar tempat di Tengah Genah Masare, di Genah Pasangkepan. Berlatar waktu pada semengan. Serta berlatar suasana yang sedih, malu, ramai, ricuh, bingung, dan senang. Adapun tokoh dan penokohan yang terungkap di dalam cerpen tersebut yaitu Ketut Putra, Luh Putri, Pan Darti, Pekak Satra, Made Srewana, Putu Sutresna, dan Krama desa. Gaya bahasa yang termuat yaitu Personifikasi, Ironi, dan Alusio. Amanat yang tersirat, yaitu tentang nilai sosial dan nilai hukum. Kata kunci analisis, unsur intrinsik, cerpen, Abstract Literary work is the written result work created by someone with his imagination. A short story is one of a written literary work that has been found until right now. The intrinsic element is one of the elements that build a literary work. In this study discusses the existence of intrinsic elements that constructing the Dedosan short story by I Wayan Wikana. This study aims to describe the intrinsic elements contained in the short story. The research method used in this research is a qualitative description approach with the literature study design. Based on data analysis, the following results were found. Themed are culture and social criticism, with a forward plot, the author's point of view is as a third person outside the all-knowing story, with a set of place, is in Tengah Genah Masare, in Genah Pasangkepan. then the setting of time is in the morning Semengan and the situation is sad atmosphere, embarrassed, crowded, chaotic, confused, and happy. The characters and characterizations revealed in the short story are Ketut Putra, Luh Putri, Pan Darti, Pekak Satra, Made Srewana, and Krama Desa. The figure of speech that included are Personification, Irony, and Allusion. The moral message implied is about social values and legal values. Keywords Intrinsic Elements, Short Stories, Dedosan. Jurnal Pendidikan Bahasa Bali 72 PENDAHULUAN Bahasa merupakan salah satu unsur yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia yang berguna sebagai sarana berkomunikasi lisan. Selain itu, bahasa juga membantu manusia untuk dapat melakukan interaksi antar sesama manusia. Jadi, dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, tidak bisa lepas dari penggunaan bahaasa sebagai alat berkomunikasi. Apabila tidak dapat menggunakan bahasa yang baik dan benar, maka dapat dipastikan akan mengalami kesulitan dalam melakukan komunikasi. Bahasa Bali merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat Bali sebagai penutur pada umumya. Bahasa Bali ini sangat banyak digunakan oleh masyarakat bali yang telah menetap di Bali. Bahasa Bali sudah didapatkan saat masih berada di dalamkandungan sang ibu, dan dipelajari serta digunakan hingga akhir hayat. Hal itu yang menyebabkan bahasa Bali dikatakan sebagai bahasa ibu ileh masyarakat Bali. Itu juga yang menyebabkan, keberadaan bahasa Bali harus dijaga dan dilestarikan. Pada umumnya, bahasa Bali dapat di temukan di Pulau Bali. Bahasa Bali yang tumbuh dan berkembang hingga sekarang mengalami berbagai rintangan yang memerlukan adanya penanganan. Adapun salah satu rintangan yang dialami adalah perkembangan karya sastra berbahasa Bali yang mulai berkurang para pencipta maupun pemberian apresiasianya, hal ini perlu penangan yang khusus yaitu dengan jalan memberikan gambaran yang jelas tentang pentingnya karya sastra bali dan memberikan dorongan agar karya sastra bali memiliki banyak peminatnya, baik dalam penciptaannya maupun apresiasinya. Karya sastra adalah hasil pekerjaan dalam bentuk tulisan yang dibuat oleh seseorang dengan imajinasinya. Sebuah karya sastra ini memiliki sifat-sifat abadi dan benar apa adanya serta akan selalu ada, tumbuh dan berkembang selama manusia masih ada. Keberadaan karya sastra dalam kehidupan manusia dapat digunakan untuk mengisi "kehausan hati", karena membaca sastra tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga dapat memberikan pencerahan bagi jiwa. Dengan kata lain, karya sastra dapat memberikan Hiburan dan kesejahteraan. Membaca sastra dapat menghilangkan kesedihan untuk sementara dan serta diikuti dengan jalan ceritanya yang keindahan dan keluwesan bahasa yang diperlihatkan serta disajikan oleh penulisnya. Dengan membaca karya sastra akan mengetahui bahkan meresapi nilai-nilai tertentu yang tersurat secara tidak langsung di balik alur cerita atau struktur karya sastra yang ditampilkan dengan indah. Di Bali, karya sastra bali dikenal dengan sebutan kesusastraan bali yang artinya buah karya yang didalamnya mengandung pembelajaran atau ilmu pengetahuan yang baik. Dalam perkembangannya, kesusastraan bali terbagi atas dua jenis, yaitu kesusastraan bali purwa tradisional/lama, seperti Satua, Babad, Wiracarita, Kekawin, Pupuh, dan lain sebagainya. Selanjutnya, yaitu kesusastraan bali anyar baru, seperti Roman, Novel, Cerpen, dan Drama. Seiring dengan perkembangannya, salah satu karya sastra yang dikenal saat ini adalah cerpen. Cerpen merupakan sebuah karya sastra tulis modern yang banyak ditemukan hingga sekarang ini. Cerpen adalah karya sastra yang diciptakan oleh seorang pengarang yang hasilnya dalam bentuk prosa yang ceritanya bersifat fiktif atau imajinasi pengarang yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan suatu peristiwa secara tersusun atau gambaran yang jelas berupa penghayatan yang dapat dibaca serta dirasakan oleh pembacanya. Cerpen disebut sebagai karya sastra fiksi yang sifatnya non-faktual. Dikatakan sebagai karya sastra fiksi non-faktual karena bentuk penciptaanya merupakan hasil dari imajinasi dari seorang penulis. non-faktual di sini juga berarti bahwa cerpen tidak memerlukan data dan fakta pendukung keaslian atau kebenaran dari isinya. Namun, cerita pendek tidak hanya berupa khayalan semata yang dibuat atau disajikan, karena penulis karya sastra cerpen juga akan merenunangkan atau memikirkan nilai kehidupan yang akan disiratkan. Nurgiyantoro 2012 3 mengatakan bahwa jika sebuah karya sastra fiksi dianggap hasil karya dari perenungan atau melamun, tetapi penghayatan dan perenungan yang secara intens, perenungan terhadap hakikat hidup dan kehidupan, dengan penuh kesadaran dan bertanggung jawab. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa cerpen memang merupakan salah satu jenis karya sastra, selain itu juga memiliki manfaat dan manfaat. Dapat mempengaruhi pembaca dan sastra kuno. Jurnal Pendidikan Bahasa Bali 73 Di dalam cerpen, keberadaan unsur intrinsik sangat mempengaruhi ceritanya, serta hal inilah yang membuat cerpen semakin hidup dan dapat terbanyang dalam kehidupan nyata apabila dibaca oleh pembacanya. Unsur Intrinsik merupakan unsur yang membangun sebuah karya sastra cerpen yang berasal dan termuat di dalam karya tersebut. Unsur-unsur intrinsik yang dimaksud meliputi tema, alur/plot, tokoh dan penokohan, setting/latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Pada karya sastra cerpen berbahasa Indonesia sangat banyak ditemukan dan sudah dipelajari keberadan unsur intrinsiknya, akan tetapi dalam karya karya sastra cerpen berbahasa Bali masih kurang diketahui serta dipelajari keberadaan unsur intrinsiknya. Oleh karena itu, peneliti ingin mencari, mempelajari serta mengetahui keberadaan unsur intrinsik pada karya sastra cerpen berbahasa Bali. Peneliti menggunakan cerpen pada karya sastra bali modern karya I Wayan Wikana dengan judul Dedosan sebagai bahan atau sasaran penelitian. Tujuan penelitian ini adalah memberikan deskripsi mengenai unsur intrinsik yang terkandung di dalam cerpen karya I Wayan Wikana yang berdujul Dedosan. Manfaat yang dapat diambil penelitian ini adalah supaya dapat mengetahui keberadaan unsur intrinsik yang terkandung di dalam cerpen karya I Wayan Wikana yang berdujul penelitian ini, peneliti mengkaji beberapa kajian pada penelitian terkait yang digunakan sebagai rujukan dan pembanding pada penelitian ini. Adapun beberapa penelitian yang pernah mengkaji unsur intrinsik karya sastra sebagai berikut. Penelitian yang dilakukan oleh Mesterianti Hartanti dengan judul Analisis Cerita Pendek Tugas Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Pontianak. Termuat dalam Jurnal Edukasi, Volume 15, Nomor 1, Juni 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerita pendek yang dianalisis tersebut dilihat berdasarkan tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang, dan amanat. Secara keseluruhan, cerpen berlatar di wilayah Kalimantan Barat dan menggunakan alur maju. Cerita Pendek ini, penciptanya menggunakan bahasa Indonesia serta tokoh di dalam ceritanya diperankan oleh berbagai karakter dan memiliki pesan yang positif. Penelitian yang dilakukan oleh Ricky Pratama, Bukhari, dan Mahmud HR dengan judul Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek Siswa Kelas V SD Negeri 16 Banda Aceh. Termuat dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah, Volume 2 Nomor 1, Halaman 103- 112, Januari 2017. Dalam penelitian ini mecangkup bahasan unsur intrinsik dan meneliti penguasaan materi unsur intrinsik cerpen dengan sasaran siswa kelas V SD. Hasil penelitian ini adalah Siswa secara klasikal telah menguasai unsur-unsur intrinsik kecuali unsur sudut pandang, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya siswa yang tidak mampu menjawab pertanyaan mengenai sudut pandang. Tingkat kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek siswa kelas V SD Negeri 16 Banda Aceh termasuk dalam kategori baik. Namun tetap saja siswa perlu memperbanyak latihan membaca dengan sering melakukan kunjungan ke perpustakaan sekolah. Penelitian yang dilakukan oleh Josilia Lotto Limbong dengan judul Kemampuan Menentukan Unsur Intrinsik Cerpen Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Kota Palopo. Termuat dalam Jurnal Onoma Pendidikan, Bahasa dan Sastra, Volume 2, Nomor 1. Dalam penelitian ini mecangkup bahasan unsur intrinsik dan meneliti penguasaan materi unsur intrinsik cerpen dengan sasaran siswa kelas VII SMP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Kota Palopo dalam menentukan unsur intrinsik cerpen melalui model pembelajaran inkuiri, yaitu 75,31. Penelitian yang dilakukan oleh Desi Rahmawati dengan judul Gaya Bahasa Pada Kumpulan Cerpen Majalah Online Aninnda Edisi Juni 2016. Termuat dalam Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri. Penggunaan gaya bahasa yang bervariasi pada cerpen-cerpen tersebut, menambah keindahan. Selain itu, pemakaian berbagai macam gaya bahasa tersebut menunjukkan bahwa gaya bahasa mempunyai peranan penting dalam mendukung karya cerpen. Adapun hasil penelitiannya, yaitu 1 Bentuk gaya bahasa dalam kumpulan cerpen di Majalah Online Aninnda dapat dikatakan variatif. Dari beberapa cerpen yang dianalisis dijumpai banyak gaya bahasa yang dimunculkan oleh masing-masing pengarang. 2 Fungsi gaya bahasa yang ditemukan pada penelitian analisis gaya bahasa pada beberapa cerpen di majalah Aninda ada empat fungsi Jurnal Pendidikan Bahasa Bali 74 yaitu a menyatakan suatu pertentangan dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca, b untuk menyatakan perbandingan dengan menggunakan kata- kata kias untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca, c untuk memberikan penekanan dalam suatu kejadian, dan d ungkapan kata-kata kiasan yang menjadi pengantar maksud dan tujuan yang ingin disampaikan pengarang. Kesamaan antara penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan penelitian yang di lakukan saat ini adalah sama-sama menelaah tentang keberadaan unsur intrinsik pada sebuah karya sastra cerpen, akan tetapi karya sastra cerpen yang di analisis merupakan karya sastra cerpen berbahasa Indonesia. Maka dari itu penelitian saat ini akan menganalisa keberadaan unsur intrinsik yang terdapat di dalam karya sastra cerpen berbahasa Bali. Adapun penelitian ini terfokus pada cerpen karya I Wayan Wikana berjudul Dedosan, cerpen ini termuat dalam Buku Pupulan Cerpen miwah Puisi Mabasa Bali yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dalam kegiatan Bulan Bahasa Bali 2020. Penelitian yang dilaksanakan ini bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai unsur intrinsik yang terkandung di dalam cerpen karya I Wayan Wikana yang berdujul Dedosan. Manfaat yang dapat diambil penelitian ini adalah supaya dapat mengetahui keberadaan unsur intrinsik yang terkandung di dalam cerpen karya I Wayan Wikana yang berdujul Dedosan. METODE Pada penelitian ini, Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskripstif dan dengan ancangan studi pustaka. Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang berbentuk deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan yang dapat diamati, pendapat ini disampaikan oleh Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 20094. Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk mendapatkan data secara mendalam dan memiliki makna. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang akan mengidentifikasi permasalahan serta memberikan penjelasan pada laporan hasil penelitian. Jenis penelitian deskriptif kualitatif ini adalah metode penelitian yang menggunakan data kualitatif dan melakukan penjabaran secara deskriptif. Jenis penelitian deskriptif kualitatif ini biasanya digunakan untuk menganalisis peristiwa, fenomena, atau situasi sosial. Sumber data yang digunakan peneliti untuk melaksanakan penelitian adalah sumber data primer. Umar 200356 menjelaskan bahwa data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti tanpa mengunakan perantara lain, pengumpulan data ini melalui pencarian sumbernya secara langsung dan dengan melakukan penelitian kepada objek yang akan diteliti. Jadi dapat diketahui, bahwa sumber data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumber aslinya yang dapat berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok orang maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian benda. Sumber data yang akan diteliti adalah sebuah cerpen karya I Wayan Wikana dengan judul Dedosan yang termuat dalam buku Pupulan Cerpen miwah Puisi Mabasa Bali yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dalam kegiatan Bulan Bahasa Bali 2020. Pada penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu metode studi dokumentasi dan studi pustaka. Studid dokumentasi dan studi pustaka merupakan jenis pengumpulan data, pencarian makna, serta mendapatkan sebuah kesimpulan dari suatu penelitian. Penelitian studi kepustakaan merupakan metode pengumpulan data yang bertujuan untuk Pencarian data dan informasi melalui dokumen, termasuk dokumen tertulis, Foto, gambar, dan dokumen elektronik yang didukung Proses ini dilaksanakan dengan berupa pengumpulan dokumen-dokumen pendukung penelitian yang terdapat pada buku, jurnal, artikel, web dan lain sebagainya yang berguna untuk membantu memberikan penjelasan maupun gambaran terhadap pelaksanaan penelitian agar pelaksanaan penelitian dapat terselesaikan tanpa ada masalah. Metode dan Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif ini menggunakan teknik teknik simak, baca, catat, pilah, dan identifikasi kebenaran data. Teknik simak dan baca merupakan teknik memperoleh dan mengumpulkan data dengan cara menyimak dan Jurnal Pendidikan Bahasa Bali 75 membaca secara berulang-ulang pustaka yang dijadikan objek penelitian dengan tujuan untuk menemukan bagian-bagian yang termasuk ke dalam unsur-unsur intrinsik cerpen. Selanjutnya, hasil penemuan unsur-unsur intrinsik tersebut akan dicatat serta dipilah berdasarkan bentuk dan jenisnya sesuai dengan unsur intrinsiknya. Serta yang terakhir, dilaksanakan proses mengidentifikasi kebenaran data yang di sesuaikan antara hasil penemuan unsur intrinsik pada cerpen dengan kajian pustaka yang ada. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis yang telah dilaksanakan oleh peneliti terkait unsur intrinsik dalam cerpen Dedosan karya I Wayan Wikana. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur instrinsik sebuah karya sastra terdiri atas tema, alur, sudut pandang, latar, tokoh, dan gaya bahasa dan amanat. Unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra. Berikut ini, hasil analisis di setiap bagian unsur intrinsik dalam cerpen Dedosan karya I Wayan Wikana. Tema merupakan pokok persoalan yang mendasari suatu cerita atau suatu karya sastra. Di dalam cerpen ini ditemukan tema Budaya dan Kritik Sosial. Berikut kutipan bukti terkait tema Budaya dan Kritik Sosial. "Inggih, patut kadi panika ané Jero Bendésa. Sira ja sane ngawi leteh, ngawi cemer, patut keni dedosan sakadi sane sampun munggah. Tatujoné nénten ja tios, mangda natah sane dados genah iraga iriki, stata nemu jnana kertih, tur rahayu," kéto silihsinunggil kramané nyambungin, negesang daging tatujon awig-awigé ané kasurat. Kutipan ini menunjukkan bahwa seorang warga setuju atas pemberian Dedosan yang sesuai dengan apa yang tercantum dalam awig-awig. "Jero, ampurayang titiang nyelag. Boya ja titiang piwal sareng daging awig-awig. Sampun spatutné iraga ngmargiang daging awig-awig désané, mangda désa iragané sukertha. Nanging, ndiké niki patut malih pinehin. Putu Sutresna Kantun kalintang alit. Mirib durung ja kapineh sane kalaksanayang punika sujatiné iwang." Pekak Satra matur alus.” ....."Yéning dados antuk titiang, upakara pamayuh gumi lan guru pidukané kémanten dumun margiang. Dedosan, sane sampun kasurat, ngiring ja tanggehang dumun. Napi lakar panadiné Putu Sutresna ngmarginin panes pait guminé? Tuuhné kalintang alit. Durung pantes ipun kakutang. Ngiring yatnain dumun," kéto Pekak Satra buin nyambungin, tur mabéla tekén kawéntenané Putu Sutresna.”......."Inggih, patut nika Jero. Ngiring ja kayunin malih. Titiang cumpu sareng pangandikané, Pekak Satra. Patut masi iraga nguratiang, sira sane sujatiné pantes keni, lan sira sujatiné sane durung pantes.” Selanjutnya, pada ketiga kutipan diatas menunjukkan bahwa seorang warga setuju atas pemberian Dedosan yang sesuai dengan apa yang tercantum dalam awig-awig. Namun, sedikit menentang mengenai bentuk dan sasaran yang akan dikenakan Dedosan tersebut, karena orang yang akan dikenakan Dedosan masih berumur muda. "Ampura, Jero. Yéning sampun munggah ring awig-awig, jeg margiang. Sampunang malih wénten metawahan sakadi ring pasar." Pan Darti, ané kakaonang dugas pamilihan bendésané mrasa tusing cumpu.” Kutipan ini menunjukkan bahwa seorang warga tidak setuju atas pemberian Dedosan yang menyesuaikan dengan umur, karena Dedosan yang tercantum di dalam awig-awig tidak menyantumkan umur. Di dalam cerpen tersebut menceritakan mengenai sikap para undangan musyawarah yang memiliki perbedaan pendapat, namun pada akhirya musyawarah tersebut mencapai mufakat. Alur atau plot adalah rangkaian kejadian atau suasana yang membentuk sebuah cerita. Pada cerpen ini menggunakan alur maju. Namun pada umumnya perjalan Alur cerita terdiri dari beberapa tahapan, berikut merupakan alur cerita di setiap tahapannya yang terdiri atas empat tahap. Tahapan alur yang pertama adalah tahap pengenalan. Pada tahapan ini pengarang cerita memberikan pengenalan terkait salah satu tokoh serta penokohannya yang terdapat dalam cerpen tersebut. Hal ini dapat dibuktikan, berikut kutipannya. “Buka teteh gunung tangkahné Ketut Putra, naanang baat unduk ané nibénin.....” Tahapan yang kedua adalah tahap timbulnya konflik. Pada tahapan kedua ini, pengarang cerita memberikan gambaran berupa penjelasan yang tersurat dalam cerita terkait awal timbulnya konflik. Adapun awal timbulnya konflik yaitu anak Ketut Putra yang terkena dedosan karena berperilaksana yang buruk dan membuat desanya kotor atau Jurnal Pendidikan Bahasa Bali 76 tercemar serta anaknya harus terkena dedosan yang sesuai dengan apa yang tercantum pada awig-awig. Hal ini yang harus diselesaikan dalam peparuman atau rapat desa karena anak dari Ketut Putra dapat dikatakan masih anak kecil atau belum layak dikenai hukuman. Hal ini dapat di buktikan pada kutipan berikut.“.....Paruman ané patut kajangkepin olih sami krama désané, muani wiadin luh.’’"..... Parilaksana kadi punika patut keni dedosan, sakadi sane munggah ring awig-awig. Patut ipun kasepékang désa." Tahap ketiga disebut tahap klimaks. Pada tahapan ini pengarang cerita memberikan gambaran berupa penjelasan yang tersurat dalam cerita terkait klimaks/puncaknya konflik, yaitu terjadinya perbedaan pendapat diantara beberapa warga atas pemberian dedosan yang akan dikenakan kepada anak Ketut Putra karena di dalam awig-awig masih belum jelas siapa saja yang bisa terkena dedosan dan siapa saja yang tidak bisa. Berikut kutipan yang berupa klimaks cerita. "Inggih, patut kadi panikaané Jero Bendésa. Sira ja sane ngawi leteh, ngawi cemer, patut keni dedosan sakadi sane sampun munggah. Tatujoné nénten ja tios, mangda natah sane dados genah iraga iriki, stata nemu jnana kertih, tur rahayu," kéto silihsinunggil kramané nyambungin, negesang daging tatujon awig-awigé ané kasurat.” Kutipan ini menunjukkan bahwa seorang warga setuju atas pemberian Dedosan yang sesuai dengan apa yang tercantum dalam awig-awig. "”Jero, ampurayang titiang nyelag. Boya ja titiang piwal sareng daging awig-awig. Sampun spatutné iraga ngmargiang daging awig-awig désané, mangda désa iragané sukertha. Nanging, ndiké niki patut malih pinehin. Putu Sutresna Kantun kalintang alit. Mirib durung ja kapineh sane kalaksanayang punika sujatiné iwang." Pekak Satra matur alus.” “"Yéning dados antuk titiang, upakara pamayuh gumi lan guru pidukané kémanten dumun margiang. Dedosan, sane sampun kasurat, ngiring ja tanggehang dumun. Napi lakar panadiné Putu Sutresna ngmarginin panes pait guminé? Tuuhné kalintang alit. Durung pantes ipun kakutang. Ngiring yatnain dumun," kéto Pekak Satra buin nyambungin, tur mabéla tekén kawéntenané Putu Sutresna.”........"Inggih, patut nika Jero. Ngiring ja kayunin malih. Titiang cumpu sareng pangandikané, Pekak Satra. Patut masi iraga nguratiang, sira sane sujatiné pantes keni, lan sira sujatiné sane durung pantes.” Pada ketiga kutipan diatas menunjukkan bahwa seorang warga setuju atas pemberian Dedosan yang sesuai dengan apa yang tercantum dalam awig-awig. Namun, sedikit menentang mengenai bentuk dan sasaran yang akan dikenakan Dedosan tersebut, karena orang yang akan dikenakan Dedosan masih berumur muda "Ampura, Jero. Yéning sampun munggah ring awig-awig, jeg margiang. Sampunang malih wénten metawahan sakadi ring pasar." Pan Darti, ané kakaonang dugas pamilihan bendésané mrasa tusing cumpu. Kutipan ini menunjukkan bahwa seorang warga tidak setuju atas pemberian Dedosan yang menyesuaikan dengan umur, karena Dedosan yang tercantum di dalam awig-awig tidak menyantumkan umur. Dari keseluruhan kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tahap klimaks pada cerpen ini terjadi akibat adanya perbedaan pendapat dari beberapa warga desa. Tahapan yang terakhir disebut tahap pengakhiran. Pada tahapan ini, pengarang cerita memberikan gambaran berupa penjelasan yang tersurat dalam cerita terkait pengakhiran cerita, yaitu pada akhir ceritanya dijelaskan bahwa pelaksanaan peparuman/rapat tersebut mencapai kesepakatan bersama. Adapun bukti kutipan yang menandai Tahap Pengakhiran, sebagai berikut. “Manut titiang, icénin dedosan sane tiosan. Dedosan sane maguna antuk, nguah parilaksanané Putu Sutresna. Kéto masi mangda maguna anggén iraga sareng sami. Yéning cumponin, icén Putu Sutresna ngresikan luu sane wénten ring wawidangan désané. Utamané luu palstik, sane sujatiné agengan pamarginé ngawinang désané leteh, turmaning rusak. Siosan matatujon ngresikin jagat, Putu Sutresna taler pacang ngamolihang pendidikan sajeroning nguratiang palemahan."..."Setuju, pisan."..."Becik nika. Titiang dahat cumpu."....“Sakabesik krama désané cumpu ring panikané Madé Srewana. Luh makamiwah muani, makejang maanggutan”. Dari kutipan tersebut, dapat ditarik kesimpulan, bahwa tahap pengakhiran cerita di akhiri dengan pencapaian musyawarah mufakat. Sudut pandang adalah cara pandang pengarang dalam mengemukakan gagasan atau cerita yang berhubungan antara pengarang dengan pikiran dan perasaan pembaca dengan menampilkan para pelaku dalam cerita, baik berupa pengarang yang menjadi pelaku dalam cerita maupun pengarang yang bukan pelaku. Di dalam cerpen Dedosan karya I Wayan Jurnal Pendidikan Bahasa Bali 77 Wikana ini, pengarang berperan sebagai orang ketiga di luar cerita yang serba tahu. Dikatakan di luar cerita karena pengarang tidak ikut menjadi tokoh yang berperan di cerpennya, tetapi ia menggunakan nama-nama tokoh lain serta ia mengetahui semua tokoh yang ada di dalam cerita dan dapat menjelaskan jalan ceritanya secara runtut. Latar atau setting adalah penggambaran situasi tempat, waktu serta suasana pada saat terjadinya peristiwa. Berikut penjelasan ketiga latar yang termuat dalam cerpen Dedosan. Latar yang pertama adalah latar tempat. Pada latar ini disajikan dengan tujuan untuk mengetahui lokasi atau dimana saja tempat yang digunakan pengarang atau disebutkan dalam cerita. Berikut kutipan cerpen Dedosan yang menyebutkan latar tempat. “Di tengah genahné masaré, ipun ngeling gruang gruéng makejang sambata.” Dalam kutipan tersebut, dapat dijelaskan bahwa cerpen Dedosan memiliki latar tempat di Tengah Genah Masare kamar tidur. Dalam cerpen Dedosan memiliki latar tempat yang lainnya. Berikut kutipannya. "Inggih, minabang kramané sami sampun jangkep. Pamargi pasangkepan jagi kakawitin" Dalam kutipan tersebut, dapat dijelaskan bahwa cerpen Dedosan memiliki latar tempat di Genah Pasangkepan tempat rapat. Latar yang kedua adalah latar waktu. Pada latar ini disajikan dengan tujuan untuk mengetahui kapan atau waktu yang digunakan pengarang atau disebutkan dalam cerita. Dalam cerpen Dedosan memiliki latar waktu. Berikut kutipannya. “Semengan suaran kulkulé suba katepak, nyarengin endagan matan ainé sisi kangin.” Dalam kutipan tersebut, dapat dijelaskan bahwa cerpen Dedosan memiliki latar waktu pada Semengan pagi hari. Latar yang ketiga adalah latar suasana. Pada latar ini disajikan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana atau keadaan dan situasi yang digunakan pengarang atau disebutkan dalam cerita. Peneliti menganalisi latar suasana berdasarkan pembabakannya atau setiap tahapan alurnya. Adapun bentuk latar suasana yang terdapat pada cerpen Dedosan berdasarkan pembabakan sesuai tahapan alurnya, sebagai berikut. 1 Pada tahap pengenalan digambarkan bahwa peristiwa tersebut bersuasana menyedihkan dan membingungkan. 2 Pada tahap timbulnya konflik digambarkan bahwa peristiwa tersebut bersuasana ramai, tetapi terdapat seseorang yang bersuasana sedih dan malu. 3 Pada tahap klimaks digambarkan bahwa peristiwa tersebut bersuasana ricuh dan terjadi perdebatan, tetapi terdapat seseorang yang bersuasana sedih, bingung dan malu. 4 Pada tahap pengakhiran digambarkan bahwa peristiwa tersebut bersuasana senang karena telah mencapai kesepakatan, tetapi terdapat seseorang yang bersuasana malu. Tokoh dan penokohan merupakan peran atau siapa saja yang orang yang mendukung atau terdapat dalam cerita. Tokoh dalam cerpen adalah peran atau individu rekaan yang mengalami peristiwa atau diterapkan pada cerita. Karakter atau perwatakan dalam cerita pendek perlu menggunakan asal dan karakteristik kepribadian mereka serta Sikap batinnya memungkinkan pembaca untuk memahami karakternya, penggambaran karakter atau perwatakan ini disebut dengan penokohan. Bedasarkan keutamaan tokoh, tokoh di dalam cerpen Dedosan memiliki dua jenis tokoh yaitu tokoh utama dan tokoh pembantu. Adapun tokoh-tokoh tersebut yaitu Tokoh utama Ketut Putra, Luh Putri, dan tokoh pembantu Pan Darti, Pekak Satra, Made Srewana, Krama Desa. Berdasarkan penokohannya, para tokoh dibagi berdasarkan penggambaran sifat dan kehadiran tokohnya, adapun penokohan yang terdapat dalam cerpen Dedosan, yaitu Protagonis Ketut Putra, Luh Putri. Antagonis Pan Darti. Tritagonis Pekak Satra, Made Srewana. Figuran Krama desa. Penokohan dalam cerita lebih banyak diceritakan melalui tingkah laku dan peran dalam cerita. Penggambaran tersebut sangat penting untuk menimbulkan rasa penasaran dan menebak karakter tokoh dalam cerita. Gaya Bahasa atau Majas adalah cara pengarang cerita mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai bahasa. Adapun, majas yang ditemukan dalam cerpen ini dapat dilihat pada kutipan berikut. “Tuara ada ipian jelé ané teka ngaba pabesen, nanging unduk sagétan teka tusing maorahan”. Pada kutipan ini bermajas personifikasi atau majas yang memaparkan tentang menghidupkan benda mati yang seolah-olah hidup seperti manusia. “Sampunang malih wénten metawahan sakadi ring pasar." Pada kutipan ini bermajas Ironi atau majas yang memaparkan tentang sindiran halus. “Makejang suba nawang, kenehné Ketut Putra, Jurnal Pendidikan Bahasa Bali 78 buka taluh apit batu”. Pada kutipan ini bermajas Alusio atau majas yang memaparkan tentang pemakaian kalimat yang diiringin dengan peribahasa lainnya maupun terdapat perbandingan dengan cerita zaman dahulu. Gaya bahasa yanga da pada cerita sangat penting karena sebagai estetika dalam berahasa sehingga pembaca tidak merasa bosan dengan gaya penuturan yang biasa saja menggunakan bahasa komunikasi sehari-hari. Kekuatan awig-awig juga diakui di mata hukum negara. Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra, pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Tetapi, di dalam cerpen tersebut tidak tersurat secara langsung amanat yang ingin disampaikan pengarangnya. Adapun amanat yang tersirat dalam cerpen ini yaitu amanat tentang nilai sosial dan nilai hukum. Pada nilai sosial dibuktikan dengan adanya musyawarah mufakat dan pada nilai hukum dibuktikan dengan adanya peraturan desa Awig-awig. Adapun ulasan cerita yang membuktikan adanya amanat tersebut, sebagai berikut “Di desa sedang melaksanakan kegiatan rapat desa atau musyawarah karena ada seorang anak muda yang bernama Putu Sutresna yang membuat kesalahan atau melanggar peraturan yang berlaku di desa yaitu dengan melakukan hubungan tidak senonoh dengan hewan yang mengakibatkan ia akan dikenakan hukuman berupa kasepekang desa, namun karena umur Putu Sutresna masih terbilang belum cukup untuk menerima hukuman yang termuat dalam awig-awig atau peraturan desa, maka dilaksanakanlah rapat desa atau musyawarah untuk mendapat kemufakatan untuk memilih hukuman yang layak dikenakan kepada anak muda itu agar tidak lagi mengulangi kesalahannya. Adapun hukuman yang telah disepakati yang akan diberikan kepada Putu Sutresna yaitu ia harus membersihkan lingkungan desa agar bebas dari sampah sekaligus bertujuan untuk memberi pengajaran tentang pentingnya palemahan atau lingkungan”. Kedua nilai tersebut sangat terkait dengan. Awig-awig di masing-masing desa di atur sesuai dengan musyawarah mufakat sehingga menghasilkan kesepakatan dalam mengatur prilaku sosial, adat istiadat di desa. Pengaturan prilaku, moral dan etika masyarakat sangat penting diatur dalam awig-awig karena hukum adat di desa patut dijadikan dasar untuk memberikan sanksi bagi masyarakat yang melanggar peraturan yang sudah ditentukan. SIMPULAN Analisis terhadap unsur tema terungkap bahwa tema cerpen ini adalah budaya dan kritik sosial. Pada amanat secara tersirat juga memberikan gambaran terhadap masyarakat Bali bahwa aturan yang ada di desa yang disebut sebagai awig-awig merupakan sebuah aturan kesepakatan dalam lingkungan masyarakat tertentu. Atura-aturan tersebut akan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakatnya. Dalam cerpen ini sudah sangat jelas bahwa kegiatan apapun yang melanggar atau tidak sesuai dengan awig-awig akan dikenai sanki. Sebagai warga desa yang taat akan awig-awig akan menjaga keamanan lingkungan desa. Analisis terhadap unsur alur terungkap bahwa alur pada cerpen ini menggunakan alur maju, ini dibuktikan dengan bentuk ceritanya yang berurutan dari tahap pengenalan, tahap timbulnya konflik, tahap klimaks, hingga tahap pengakhiran cerita. Analisis terhadap sudut padang pengarang di dalam cerita yaitu pengarang sebagai orang ketiga diluar cerita yang serba tahu. Analisis terhadap unsur latar yang terungkap dalam cerpen ini yaitu berlatar tempat di Tengah Genah Masare, di Genah Pasangkepan .Berlatar waktu pada semengan. Serta berlatar suasana yang sedih, malu, ramai, ricuh, bingung, dan senang. Analisis terhadap tokoh dan penokohan yang terungkap di dalam cerpen tersebut yaitu Ketut Putra, Luh Putri, Pan Darti, Pekak Satra, Made Srewana, dan Krama desa. Unsur Gaya bahasa yang termuat di dalam cerpen ini yaitu Personifikasi, Ironi, dan Alusio. Gaya Bahasa sangat penting sekali ada dalam karya sastra karena gaya bahasa mampu membangun kreatifitas pembaca dalam berkomunikasi. Adapun analisis Amanat yang tersirat, yang disamapaikan oleh pengarang yaitu tentang nilai sosial dan nilai hukum, karena dalam hal ini keadaan sosial masyarakat Bali sangat tergantung dan terikat oleh aturan hukum adat di desanya yang disebut awig-awig. Berdasarkan hasil analisis cerpen Dedosan karya I Wayan Wikana yang terdapat dalam buku Pupulan Cerpen miwah Puisi Mabasa Bali yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dalam kegiatan Bulan Bahasa Bali 2020, peneliti mengajukan Jurnal Pendidikan Bahasa Bali 79 saran-saran berikut. Bagi masyarakat Balu, berdasarkan amanat yang tersirat pada cerpen Dedosan yaitu nilai sosial dan nilai hukum, sebaiknya diimplementasikan ke dalam kehidupan bermasyarakat. Awig-awig dibuat untuk memberikan perlindungan kepada warganya baik secara sosial maupun hukum. Bagi para peneliti unsur intrinsik cerpen lainnya, sebaiknya mencari serta menambah wawasannya ilmu pengetahuannya seputar cerpen dengan cara membaca berbagai jenis cerpen yang ada, tumbuh dan berkembang. Karya sastra bisa diteliti tidak hanya pada aspek unsurnya saja namun dapat juga diteliti dari aspek kebahasaan lainnya. Bagi seluruh masyarakat, sebaiknya terus mempelajari cerpen serta mengapresiasi keberadaan cerpen sehingga cerpen-cerpen dan pengarangnya tersebut akan terus tumbuh dan berkembang, selain itu, diharapkan banyak muncul pengarang-pengarang karya sastra yang baru terutama dalam karya sastra cerpen berbahasa bali. Cerpen adalah sarana yang bisa digunakan untuk penyampai pesan atau kritik sosial yang terjadi di masyarakat Bali. DAFTAR PUSTAKA Andriani. 2019. Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen Dengan Model Inside Outside Circle Siswa Kelas XI IPA2 Sma Negeri 1 Polewali Kabupaten Polewali Mandar. Jurnal Pepatuzdu, Vol. 11, No. 1. Halaman 19-32. Di akses dari Pada 25 Juni 2020 Anggun Citra Dini Dwi Puspitasari. 2017. Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif Dengan Kemampuan Menulis Cerpen Studi Korelasional pada Siswa SMA Negeri 39 Jakarta. Jurnal SAP. Volume 1. Nomor 3. Di akses dari Pada 22 Juni 2020. Asep Hermawan. 2015. Unsur Intrinsik Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata Sebagai Alternatif Bahan Ajar Membaca di SMP. Riksa Bahasa. Volume 1. Nomor 2. Di akses dari Pada 22 Juni 2020. Desi Rahmawati. Gaya Bahasa Pada Kumpulan Cerpen Majalah Online Aninnda Edisi Juni 2016. Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri. Di akses dari Pada 24 Juni 2020. Dinas Kebudayaan Propinsi Bali, 2020. Pupulan Puisi miwah Cerpen Mabasa Bali. Endang Wiyanti. 2016. Kajian Kohesi Gramatikal Substitusi Dan Elipsis Dalam Novel “Laskar Pelangi” Karya Andrea Hirata. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16, Nomor 2. Halaman. 188 – 202. Di akses dari Pada 22 Juni 2020. Eny Tarsinih. 2018. Kajian Terhadap Nilai-Nilai Sosial Dalam Kumpulan Cerpen “Rumah Malam Di Mata Ibu” Karya Alex R. Nainggolan Sebagai Alternatif Bahan Ajar. BAHTERA INDONESIA Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Volume 3. Nomor 2. Di akses dari Pada 22 Juni 2020 Halimah. Pembelajaran Apresiasi Cerpen. Jurnal Bahasa dan Seni. Nomor 1 halaman 56-62. Ha2bermanfaat. 2017. Penokohan Pengertian Tokoh Protagonist, Antagonis, Tritagonis, Figuran. Di akses dari Di akses dari Pada 25 Juni 2020. Josilia Lotto Limbong. 2016. Kemampuan Menentukan Unsur Intrinsik Cerpen Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Kota Palopo. Jurnal Onoma Pendidikan, Bahasa dan Sastra PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo. Volume 2. Nomor 1. Di akses dari Pada 25 Juni 2020. Jurnal Pendidikan Bahasa Bali 80 Mesterianti Hartati. 2017. Analisis Cerita Pendek Tugas Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Pontianak. Jurnal Edukasi. Volume 15. Nomor 1. Di akses dari Pada 25 Juni 2020. Ricky Pratama, Bukhari, Mahmud HR. 2017. Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek Siswa Kelas V SD Negeri 16 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah. Volume 2. Nomor 1. Halaman 103- 112. Di akses dari Pada 23 Juni 2020. Riza Suryadi dan Agus Nuryatin. 2017. Nilai Pendidikan dalam Antologi Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari. SELOKA 6 3. Di akses dari Pada 25 Juni 2020. Salda Yanti, Citra. 2015. Religiositas Islam Dalam Novel Ratu Yang Bersujud Karya Amrizal Mochamad Mahdavi. Jurnal Humanika No. 15, Vol. 3. Di akses dari Pada 25 Juni 2020. Tengku Muhammad Sum. 2018. Unsur Ekstrinsik Dalam Cerpen Asran Karya Trisni Sumardjo. Jurnal Ilmu Budaya. Volume 15. Nomor 1. Di akses dari Pada 23 Juni 2020. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this WiyantiThere are several factors that influence a literary work, especially the novel became a best seller beside the content of the story. One of them is the technique of writing. The purpose of this study is to describe and analyze the aspects of cohesion grammatical substitution and ellipsis in the novel of Laskar Pelangi . The research method is qualitative analysis technique to characterize descriptive presentation of data obtained by the research. The results showed the use of language elements such as words, phrases, clauses, and sentences as part of the referrer two sentences in pairs to determine the cohesive relationship has not been evenly distributed. The percentage of grammatical cohesion in the aspect of substitution which includes 1 the substitution of the noun replacing objects as many as 31 pairs of sentences or 24,03%; 2 substitution of verbal replacement verb in 1 pairs of sentences of 0,78%; 3 substitution clause clause replacement, the substitution clause consists of a nominal clause as many as 16 pairs of sentences, or 12,4%, verbal clause as much as 4 pairs of sentences, or 3,1%, adjective clause as much as 8 pairs of sentences, or 6,2%, adverbial substitution as many as 17 pairs of sentences, or 13,2%, as many as 1 pair preposional clause sentences or clause numeral as many as 11 pairs of sentences or 8,53%, and aspects of the ellipsis which include nominal ellipsis deletion of objects as many as 25 pairs of sentences or 11,38%, verbal ellipsis as much as 2 pairs of sentences, or 1,55%, and ellipsis clause by as much as 4 pairs of sentences or 3,10%. There are 10 pairs of sentences or 7,75% there is no cohesion and declared zero 0. Keywords grammatical cohesion, substitution and ellipsis, Laskar Pelangi ’s novelUnsur Intrinsik Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata Sebagai Alternatif Bahan Ajar Membaca di SMP. Riksa BahasaAsep HermawanAsep Hermawan. 2015. Unsur Intrinsik Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata Sebagai Alternatif Bahan Ajar Membaca di SMP. Riksa Bahasa. Volume 1. Nomor 2. Di akses dari Pada 22 Juni Menentukan Unsur Intrinsik Cerpen Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Kota PalopoLimbong Josilia LottoJosilia Lotto Limbong. 2016. Kemampuan Menentukan Unsur Intrinsik Cerpen Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Kota Palopo. Jurnal Onoma Pendidikan, Bahasa dan Sastra PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo. Volume 2. Nomor 1. Di akses dari Pada 25 Juni Cerita Pendek Tugas Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI PontianakMesterianti HartatiMesterianti Hartati. 2017. Analisis Cerita Pendek Tugas Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Pontianak. Jurnal Edukasi. Volume 15. Nomor 1. Di akses dari Pada 25 Juni Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek Siswa Kelas V SD Negeri 16 Banda AcehRicky PratamaMahmud BukhariHrRicky Pratama, Bukhari, Mahmud HR. 2017. Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita Pendek Siswa Kelas V SD Negeri 16 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah. Volume 2. Nomor 1. Halaman 103-112. Di akses dari Pada 23 Juni Pendidikan dalam Antologi Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad TohariRiza Suryadi dan Agus Nuryatin. 2017. Nilai Pendidikan dalam Antologi Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari. SELOKA 6 3. Di akses dari Pada 25 Juni Islam Dalam Novel Ratu Yang Bersujud Karya Amrizal Mochamad MahdaviSalda YantiCitraSalda Yanti, Citra. 2015. Religiositas Islam Dalam Novel Ratu Yang Bersujud Karya Amrizal Mochamad Mahdavi. Jurnal Humanika No. 15, Vol. 3. Di akses dari Pada 25 Juni Ekstrinsik Dalam Cerpen Asran Karya Trisni SumardjoTengku Muhammad Sum. 2018. Unsur Ekstrinsik Dalam Cerpen Asran Karya Trisni Sumardjo. Jurnal Ilmu Budaya. Volume 15. Nomor 1. Di akses dari Pada 23 Juni 2020.
ContohSoal: Contoh Cerpen Singkat Beserta Unsur Intrinsiknya Cara Golden 11 Contoh Cerpen Singkat Terbaik dan Unsur intrinsiknya Disekolah tingkat menengah kita sudah mempelajari materi pembelajaran terkait cerita pendek ini. Format file: JPEG Ukuran file: 1.6mbTanggal pembuatan soal: Desember 2021 Jumlah soal Contoh Cerpen Singkat Beserta Unsur Intrinsiknya Cara Golden: 307 Halaman
Result for Cerpen Bahasa Bali Beserta Unsur Intrinsiknya Amat Riset TOC Daftar IsiCerpen Bahasa Bali Beserta Unsur Intrinsiknya Amat - RisetJun 10, 2023 Cerpen itu dibangun oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik dimana unsur intrinsik tersebut meliputi tema, alur, insiden, tokoh dan penokohan, lattar/setting, dan amanat, sedangkan unsur ekstrinsik. Sastra Bali terangkum dalam kesusastraan Bali. Kesusastraan berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu sastra. Su yang berarti baik.PDF Analisis Unsur Intrinsik Dalam Cerpen Ngalap - ResearchGateMar 31, 2021 Hasil dari penelitian ini yaitu penganalisisan salah satu cerpen pada buku pupulan puisi miwah cerpen mebasa Bali bulan bahasa Bali 2020, yang ditemukan yaitu unsur intrinsik, meliputi...7 Contoh Cerpen Bahasa Bali Lengkap dengan Berbagai Tema dan GenreJan 31, 2023 Unsur intrinsik merupakan unsur yang ada di dalam cerita seperti tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, sudut pandang, dan amanat. Sementara itu, unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur-unsur yang berada di luar cerita, tapi secara tidak langsung memengaruhi bentuk cerita atau karya sastra tersebut, misalnya, nilai sosial, nilai moral, nilai ...JURNAL PENDIDIKAN BAHASA BALI UNDIKSHA VOL. 7 No. 2, Th. 2020 2020Pada penelitian ini aspek yang dianalisis yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik dalam sebuah cerpen yang berjudul Buut. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendeskripsikan mengenai unsur ...Contoh Cerpen Bahasa Bali Beserta Unsur Intrinsiknya Berbagai Unsur - RisetMay 5, 2023 Dalam artikel unsur intrinsik dan ekstrinsik, unsur intrinsik merupakan unsur yang ada di dalam sebuah cerita-termasuk cerpen-dan terdiri atas Tema gagasan pokok cerita. Tokoh karakter yang terlibat dalam cerita yang mempunyai beberapa Bahasa Bali Beserta Unsur Intrinsiknya Amat RisetUnsur Intrinsik adalah unsur-unsur yang ada di dalam batang tubuh suatu karya sastra cerpen yang terdiri dari tema, alur/plot, tokoh/penokohan, setting/latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. JURNAL PENDIDIKAN BAHASA BALI UNDIKSHA VOL. 7 No. 2, Th. 2020 2020Cerpen Bahasa Bali Beserta Unsur IntrinsiknyaUnsur intrinsik cerpen dalam bahasa Bali terdiri dari alur, latar, tokoh, dan amanat. Alur cerpen dalam bahasa Bali cenderung memiliki alur maju dengan plot yang berbeda dari jenis cerpen lainnya. Latar cerpen dalam bahasa Bali biasanya menggunakan latar desa atau latar tradisional Bahasa Bali Beserta Unsur Intrinsiknya Nkrai Info - RisetApr 15, 2023 Contoh cerpen beserta unsur intrinsiknya Yuk, kita bahas satu per. Ada Tujuh Unsur Intrinsik Cerpen Yang Harus Kamu Ketahui, Yaitu Tema, Alur Dan Plot, Tokoh Dan Penokohan, Latar, Sudut Pandang, Amanat, Dan Gaya Penceritaan. Cerpen bahasa bali percakapan dan unsur Bahasa Bali - RisetJun 14, 2023 Cerpen inggih punika karya sastra sane marupa wangun gancaran prosa, sane pemargin caritannyane cutet sane nyaritayang indik kawentenan kahuripan imanusa ring jagate puniki antuk pamargin carita sane madaging wicara-wicara utawi konplik utawi insiden sane kajangkepin ring sajeroning pangawit carita nyantos ring kapanguntat Bahasa Bali Beserta Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Coretan - RisetApr 9, 2023 Yang Bukan Termasuk Unsur Intrinsik Adalah Perangkat Sekolah; Kumpulan Cerita Lucu Cerpen Cinta Singkat Beserta Unsur Intrinsik; 4 Contoh Cerpen Beserta Unsur Intrinsik PDF; Cerpen Bahasa Bali Beserta Unsur Intrinsiknya Nkrai Info; contoh cerpen beserta unsur intrinsik dan ekstrinsik wood scribd indoContoh Cerpen Bahasa Bali Beserta Unsur Intrinsiknya Berbagai Unsur Jan 31, 2023 Sama seperti halnya karya sastra lainnya, sebuah cerpen pun biasanya memiliki unsur-unsur yang mendukungnya, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang ada di dalam cerita seperti tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, sudut pandang, dan Bahasa Bali Doc - RisetApr 8, 2023 CERPEN BAHASA BALI doc; Cerpen Bahasa Bali Beserta Unsur Intrinsiknya Amat; CERPEN BAHASA BALI doc; Cerpen Bahasa Bali; Cerpen Bahasa Bali; Cerpen Bali; Cerpen Bahasa Bali Pendek Coretan; Cerpen Bahasa Bali Pendek CoretanUnsur Intrinsik Cerpen Bahasa Bali LEMBAR EDUNov 3, 2021 Analisi cerpen bahasa bali Judul, tema, alur cerita, penokohan, latar, gaya bahasa, sudut pandang dan amanat. Menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik sebuah teks prosa bali anyar cerpen. Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan watak, perwatakan atau karakter menunjukkan pada sifat dan sikap para tokoh yang ...Garuda - Garba Rujukan DigitalHasil dari penelitian ini yaitu penganalisisan salah satu cerpen pada buku pupulan puisi miwah cerpen mebasa Bali bulan bahasa Bali 2020, yang ditemukan yaitu unsur intrinsik, meliputi tema, tokoh dan penokohan, latar, plot atau alur, sudut pandang, dan juga amanat atau pesan yang ditemukan dalam cerita ini adalah warisan leluhur tidak untuk ...cerpen pendek bahasa bali beserta unsur intrinsiknya - cerpen pendek bahasa bali beserta unsur intrinsiknya di bulan Juni 2023 Update informasi terkini cerpen pendek bahasa bali beserta unsur intrinsiknya di Jika sobat tidak menemukan info mengenai cerpen pendek bahasa bali beserta unsur intrinsiknya di bawah ini, maka kami sarankan sobat untuk mencoba ...Unsur-unsur Intrinsik dan Ekstrinsik pada Cerpen, Lengkap - QuipperDec 31, 2022 Apabila unsur intrinsik adalah unsur yang membangun cerpen dari dalam cerita, seperti tema, tokoh, penokohan, alur cerita, latar, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanah. Maka, unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun dari luar cerpen, terdiri dari latar belakang masyarakat, latar belakang penulis, dan nilai yang ada dalam Intrinsik Cerpen Bahasa Bali - 4, 2023 Unsur intrinsik cerpen meliputi tema, alur, tokoh, setting, dan amanat. Unsur Tema. Tema merupakan ide atau gagasan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui cerpennya. Tema bisa berupa moral, sosial, politik, atau budaya. Dalam cerpen bahasa Bali, tema yang sering diangkat adalah tentang kearifan lokal Bali. Unsur Alur. Alur adalah urutan ...Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik pada Cerpen - 23, 2021 Editor Serafica Gischa. - Cerpen atau cerita pendek tergolong dalam karya sastra yang sifatnya fiksi. Tentunya tiap karya sastra, termasuk cerpen, memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik yang membantu penyusunan dan pengembangan Contoh Cerpen Singkat Dan Unsur Intrinsiknya Ayu BelajarAug 9, 2021 Contoh cerpen bahasa bali beserta unsur intrinsiknya. Mengembangkan kerangka cerpen yang telah di buat. Selalu ingat bahwa intinya untuk menemukan unsur intrinsik dalam sebuah cerpen sangatlah gampang kalau kita memperhatikan secara teliti komponen yang terdapat dalam cerpen tersebut. 4 Contoh Cerpen Beserta Unsur Intrinsik Source Bahasa Bali Pendek Coretan - GitHub PagesMay 30, 2021 Cerpen Bahasa Bali Pendek. May 30, 2021. Cerpen Bahasa Bali contoh cerpen menggunakan bahasa bali - Cerpen Bahasa Bali Cerita Rakyat Bali Pendek CERPEN BAHASA Cerpen Bahasa Bali [1430korg2v4j] SINOPSIS BAHASA BALI Kumpulan Cerita Lucu Cerpen Bahasa Bali Singkat DOC CERPEN BAHASA BALI Dewa Widia - Kumpulan ...Apa Itu Unsur Intrinsik, Unsur Ekstrinsik dalam Cerpen dan Novel - - Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang ...Cerpen Bahasa Bali - Umah - Msatua Bali - BloggerCerpen Bahasa Bali - Umah. Umah IDK Raka Kusuma Pak Guru Gusti Sukadana ngranjing ka tengah kelas. Murid-murid ngaturang panganjali. Alit-alit sareng sami, Pak Guru Gusti Sukadana mabaos, di suban ngenahang tas duur mjan, medalang buku gambar. Gambar umah, jero, puri, utawi grian dun Bahasa Bali - Kangen - Msatua Bali - BloggerBaca Juga. Cerpen Bahasa Bali - Pak Gubernur. Pengertian dan Kumpulan Contoh - Contoh Cerpen Bahasa Bali - Satua Bawak. Cerpen Bahasa Bali - Mamadu. D, icang ngerti cai sayang ajak Ayu, tapi Ayu pasti menyayangkan yn kanti nepuk kondisi cai cara jani kakn! D, inget perjuangan i raga kanti maan posisi melah buka jani Keywords For Cerpen Bahasa Bali Beserta Unsur Intrinsiknya Amat Riset For You
UnsurUnsur Cerkak Bahasa Jawa. Dalam sebuah cerpen atau cerkak tersusun dari dua unsur pokok, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Sak uwise lulusan sekolah lan preian saiki wes wayahe kagiyatan bali kaya biyen maneh, yaiku sekolah golek ilmu kanggo sangu mbesuk.
tutlencBlog – Kesusastraan Bali kaya akan hasil karya-karya si maestro. Misalnya Satua Bawak cerpen berbahasa Bali. Denotasi cerpen dalam bahasa Bali Satua bawak punika lantang satuannyane kirang langkung kruna, nuturang parindikan wantah apaos. Gelang-gelang sajeroning dagingnyané, satua bawak madué kalih 2 atom inggih punika 1 unsur intrinsik miwah 2 unsur ékstrinsik. 1. Unsur intrinsik inggih punika unsur-unsur sané wénten ring sajeroning satua kulit kerbau utawi cerpen. 2. Partikel ékstrinsik inggih punika partikel-unsur sané wenten cincin sajabaning satua kulit kerbau, sakadi latar belakang kauripan pangawi, sosial budaya pangawi. Partikel Intrinsik Inggih punika sinamian elemen sané wenten cincin jeroning satua bawak utawi cerpén, sané jangkep ngwangun sastra cerpén makadi Untung Pikayun Unteng pikayunan utawi ide taktik sané katlatarang olih sang kawi/pangarang gelang-gelang sajeroning karya sastra inggih pinika kawastanin Téma. Pragina Pragina/ sasolahannyane tokoh lan penokohan inggih punika penyelenggaraan pendirian pengawi nyaritayang inisiator-tokohyané. Pragina yening gelang-gelang sastra Indonesia kabaosang “Tokoh” inggih punika sang sane nyolahang satua yang bermain dalam cerita Manusa utawi I beburon sané pinaka pragina tokoh sané kacaritayang ring sajeroning karya sastra olih sang kawi. Sesolahan Sasolahan inggih punika solah utawi bikas pragina punika; jele, melah, cukup utawi iwang. prilaku biang keladi; baik/buruk, benar atau riuk Pahan Pragina. Manut Solah Pragina Tokoh protagonis, inggih punika pemrakarsa sané becik. Tokoh antagonis, inggih punika tokoh sané maparilaksana kaon. Tokoh tritagonis, inggih punika dalang sané makanti sareng tokoh utama asapunika taler antuk tokoh sané siosan. Tokoh pembantu, inggih punika penggerak sané ngawantu pamargin carita. Manut undagannyane Pragina pamucuk aditokoh Pragina sane nyarengin tokoh kedua dan adendum Insiden Insiden inggih punika wicara-wicara sané mabuat sané marupa konflik ring pamargin karya sastra sané kacaritayang olih sang kawi ring jeroning karya satrannyane. Latar setting Permukaan setting inggih punika genah utawi galah pamargin acdan carita sané kelaksanayang miwah kacaritayang cincin sajeroning karya sastra punika. Amanat Amanat inggih punika pabesen sané pacang karauhang pengarang sajeroning ceritannyané. Alur plot Alur plot inggih punika dudonan peristiwa utawi situasi sané ngwangun kisah. Palo pali pamargin carita saking pangawit carita nyantos wenten wicara bicara utawi konflik, sané kajangkepin antuk paguntat carita inggih punika kawastanin alur carita/plot. Pamargin alur dados kakepah kalih paletan, luirnyane Paletan galur Paletan pamungkah strata perkenalan Paletan medalnyané wicara peningkatan konflik Paletan nincapnyané wicara tahapan pertambahan konflik Paletan klimaks janjang puncak klimaks Paletan panyineb tahapan penyelesaian Sorohan Alur Alur maju, wantah pamargin carita sané kakawitan saking pangawit pamungkah paletan perkenalan, medalnyané wicara pemunculan konfliks, nincapnyané wicara peningkatan konflik, wicara konfliks. miwah kauntatang bertemu paletan panguntat wicara panjang penyelesaian. Conto alur maju silih sinunggil carita sané tokohnyané kacaritayang saking pangawit embasnyané nyantos sampun duur. Alur ki bertambah, utawi flashback, inggih punika pamargin carita utawi palet paletan carita antuk ngutamayang paletan pamargin pamuput konflik, katinutin sareng paletan-paletan sané tiosan sané nyaritayang indik pamargi pamargi sané sampun mamargi sané ngamarginin riinan saking paletan pamargi pamauput konflik. Conto Silih sinunggil penggerak sané kacaritayang ri kala masa yowanannyané, raris ring tengahing carita kacaritayang mawali masa-masa sakantun alitnyané. Alur pertalian, inggih punika tata cara aédan ngenaliang carita sané kakawitin saking wicara klimak, salanturnyané kalanturang antuk paletan pamungkah tahapan perkenalan, tur kauntatin berlanggar… Baca sesudah-sudahnya Elemen Ekstrinsik sreg cerpen “Molekul ekstrinsik ring sajeroning karya sastra cerpen, wantah unsur-unsur sane wenten gelang-gelang jabayan karya sastra cerpen, sané ngindikang indik pengarang lan kepengarang. Partikel ekstrinsik cerpen punika elemen-unsur sané wénten ring sisin karya sastra sakéwanten nénten serempak mempengaruhi wangun utawi sistem organisme karya sastra purika. Unsur-anasir ekstrensik minakadi Latar bokong masyarakat Biji-ponten ring tengahing kisahan agama, budaya, politik, ekonomi. Meres belakang kahuripan pengawi. Situasi sosial ritatkala kisahan punika kakawin
Contohcerkak bahasa jawa beserta unsur intrinsik dan ekstrinsik if you ally compulsion such a refer
MateriBahasa Indonesia - Pada kesempatan ini, kami ingin membahas mengenai unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen. Pada materi yang membahas tentang cerita pendek, sekilas telah dibahas tentang unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Itu artinya kamu telah sedikit memahami unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam sebuah cerita.
Contohcerpen bahasa bali beserta unsur intrinsiknya. Source: majalahpendidikan.com. Unsur intrinsik cerpen yang pertama adalah tema. Source: cute766.info. Ada 8 unsur intrinsik dan 2 unsur ekstrinsik cerpen. Source: puisibarubaik.blogspot.com. Mari simak penjelasan berikut ini. Source: tribunnewss.github.io
Hasildari penelitian ini yaitu penganalisisan salah satu cerpen pada buku pupulan puisi miwah cerpen mebasa Bali bulan bahasa Bali 2020, yang ditemukan yaitu unsur intrinsik, meliputi tema, tokoh dan penokohan, latar, plot atau alur, sudut pandang, dan juga amanat atau pesan yang ditemukan dalam cerita ini adalah warisan leluhur tidak untuk
KARYAILMIAH ANALISIS UNSUR INTRINSIK Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck 04.13 By Mohamad Febriansyah Nurohman 0 komentar. KARYA ILMIAH maka penyusun membatasi analisis terhadap cerpen "1" tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Haji Abdul Karim Amirullah (Hamka) dengan melihat unsur intrinsiknya yaitu : 1). Bahasa,ed.3.-cet.2
PnU5r. 0s13iwkprc.pages.dev/6650s13iwkprc.pages.dev/4440s13iwkprc.pages.dev/200s13iwkprc.pages.dev/3990s13iwkprc.pages.dev/2770s13iwkprc.pages.dev/3060s13iwkprc.pages.dev/6960s13iwkprc.pages.dev/5780s13iwkprc.pages.dev/5670s13iwkprc.pages.dev/5110s13iwkprc.pages.dev/3580s13iwkprc.pages.dev/1010s13iwkprc.pages.dev/3300s13iwkprc.pages.dev/5130s13iwkprc.pages.dev/245
unsur intrinsik cerpen bahasa bali