๏ปฟMenurutGus Husnul, kajian tentang hadits sangat penting dan menjadi hal utama di pesantren yang beralamat di Jalan KH Bisri Syansuri No 87 Desa Denanyar ini. "Di sini, kajian tentang hadits Nabi Saw diperbanyak, agar santri punya pemahaman komprehensif dan benar tentang perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Saw.
Tidak terasa sudah sebulan kita menjalani ibadah di bulan Ramadhan. Dan saatnya kita berpisah dengan bulan yang penuh barokah, bulan yang penuh rahmat dan ampunan Allah, serta bulan di mana banyak yang dibebaskan dari siksa neraka. Pada pembahasan kali ini, kami mengangkat sebuah pelajaran yang cukup berharga yang kami olah dari kitab Latho-if Al Maโ€™arif karangan Ibnu Rajab Al Hambali dengan judul โ€œWadhaโ€™ Ramadhanโ€ Perpisahan dengan Bulan Ramadhan, juga terdapat beberapa tambahan pembahasan dari kitab lainnya. Semoga kalimat-kalimat yang secuil ini bermanfaat bagi kita semua. Sebab Ampunan Dosa di Bulan Ramadhan Saudaraku, jika kita betul-betul merenungkan, Allah begitu sayang kepada orang-orang yang gemar melakukan ketaatan di bulan Ramadhan. Cobalah kita perhatikan dengan seksama, betapa banyak amalan yang di dalamnya terdapat pengampunan dosa. Maka sungguh sangat merugi jika seseorang meninggalkan amalan-amalan tersebut. Dia sungguh telah luput dari ampunan Allah yang begitu luas. Cobalah kita lihat pada amalan puasa yang telah kita jalani selama sebulan penuh, di dalamnya terdapat ampunan dosa. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ู…ูŽู†ู’ ุตูŽุงู…ูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุฅููŠู…ูŽุงู†ู‹ุง ูˆูŽุงุญู’ุชูุณูŽุงุจู‹ุง ุบูููุฑูŽ ู„ูŽู‡ู ู…ูŽุง ุชูŽู‚ูŽุฏู‘ูŽู…ูŽ ู…ูู†ู’ ุฐูŽู†ู’ุจูู‡ู โ€œBarangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni.โ€[1] Pengampunan dosa di sini bisa diperoleh jika seseorang menjaga diri dari batasan-batasan Allah dan hal-hal yang semestinya dijaga.[2] Begitu pula pada amalan shalat tarawih, di dalamnya juga terdapat pengampunan dosa. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ู…ูŽู†ู’ ู‚ูŽุงู…ูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุฅููŠู…ูŽุงู†ู‹ุง ูˆูŽุงุญู’ุชูุณูŽุงุจู‹ุง ุบูููุฑูŽ ู„ูŽู‡ู ู…ูŽุง ุชูŽู‚ูŽุฏู‘ูŽู…ูŽ ู…ูู†ู’ ุฐูŽู†ู’ุจูู‡ู โ€œBarangsiapa melakukan qiyam Ramadhan shalat tarawih karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.โ€[3] Barangsiapa yang menghidupkan malam lailatul qadar dengan amalan shalat, juga akan mendapatkan pengampunan dosa sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, ู…ูŽู†ู’ ู‚ูŽุงู…ูŽ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ู‚ูŽุฏู’ุฑู ุฅููŠู…ูŽุงู†ู‹ุง ูˆูŽุงุญู’ุชูุณูŽุงุจู‹ุง ุบูููุฑูŽ ู„ูŽู‡ู ู…ูŽุง ุชูŽู‚ูŽุฏู‘ูŽู…ูŽ ู…ูู†ู’ ุฐูŽู†ู’ุจูู‡ู โ€œBarangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.โ€[4] Amalan-amalan tadi akan menghapuskan dosa dengan syarat apabila seseorang melakukan amalan tersebut karena 1 iman yaitu membenarkan pahala yang dijanjikan oleh Allah dan 2 mencari pahala di sisi Allah, bukan melakukannya karena alasan riyaโ€™ atau alasan lainnya.[5] Adapun pengampunan dosa di sini dimaksudkan untuk dosa-dosa kecil sebagaimana pendapat mayoritas ulama.[6] Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽูˆูŽุงุชู ุงู„ู’ุฎูŽู…ู’ุณู ูˆูŽุงู„ู’ุฌูู…ูุนูŽุฉู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฌูู…ูุนูŽุฉู ูˆูŽุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ู ุฅูู„ูŽู‰ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ู…ููƒูŽูู‘ูุฑูŽุงุชูŒ ู…ูŽุง ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู†ู‘ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุงุฌู’ุชูŽู†ูŽุจูŽ ุงู„ู’ูƒูŽุจูŽุงุฆูุฑูŽ โ€œAntara shalat yang lima waktu, antara jumโ€™at yang satu dan jumโ€™at berikutnya, antara Ramadhan yang satu dan Ramadhan berikutnya, di antara amalan-amalan tersebut akan diampuni dosa-dosa selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar.โ€[7] Yang dimaksud dengan pengampunan dosa dalam hadits riwayat Muslim ini, ada dua penafsiran Pertama, amalan wajib seperti puasa Ramadhan, -pen bisa memnghapus dosa apabila seseorang menjauhi dosa-dosa besar. Apabila seseorang tidak menjauhi dosa-dosa besar, maka amalan-amalan tersebut tidak dapat mengampuni dosa baik dosa kecil maupun dosa besar. Kedua, amalan wajib dapat mengampuni dosa namun hanya dosa kecil saja, baik dia menjauhi dosa besar ataupun tidak. Dan amalan wajib tersebut sama sekali tidak akan menghapuskan dosa besar.[8] Pendapat yang dianut oleh mayoritas ulama bahwa dosa yang diampuni adalah dosa-dosa kecil, sedangkan dosa besar bisa terhapus hanya melalui taubatan nashuhah taubat yang sesungguhnya.[9] Adapun pengampunan dosa pada malam lailatul qadar adalah apabila seseorang mendapatkan malam tersebut, sedangkan pengampunan dosa pada puasa Ramadhan dan qiyam Ramadhan shalat tarawih adalah apabila bulan Ramadhan telah sempurna 29 atau 30 hari. Dengan sempurnanya bulan Ramadhan, seseorang akan mendapatkan pengampunan dosa yang telah lalu dari amalan puasa dan amalan shalat tarawih yang ia laksanakan.[10] Selain melalui amalan puasa, shalat malam di bulan Ramadhan dan shalat di malam lailatul qadar, juga terdapat amalan untuk mendapatkan ampunan Allah yaitu melalui istighfar. Memohon ampun seperti ini adalah di antara bentuk doโ€™a. Dan doโ€™a orang yang berpuasa adalah doโ€™a yang mustajab terkabulkan, apalagi ketika berbuka.[11] Begitu pula pengeluaran zakat fithri di penghujung Ramadhan, itu juga adalah sebab mendapatkan ampunan Allah. Karena zakat fithri akan menutupi kesalahan berupa kata-kata kotor dan sia-sia. Ulama-ulama terdahulu mengatakan bahwa zakat fithri adalah bagaikan sujud sahwi sujud yang dilakukan ketika lupa, -pen dalam shalat.[12] Jadi dapat kita saksikan, begitu banyak amalan di bulan Ramadhan yang terdapat pengampunan dosa, bahkan itu ada sampai penutup bulan Ramadhan. Sampai-sampai Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, โ€œTatkala semakin banyak pengampunan dosa di bulan Ramadhan, maka siapa saja yang tidak mendapati pengampunan tersebut, sungguh dia telah terhalangi dari kebaikan yang banyak.โ€[13] Seharusnya Keadaan Seseorang di Hari Raya Idul Fithri Seperti Ini Setelah kita mengetahui beberapa amalan di bulan Ramadhan yang bisa menghapuskan dosa-dosa, maka seseorang di hari raya Idul Fithri, ketika dia kembali berbuka tidak berpuasa lagi seharusnya dalam keadaan bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya bersih dari dosa. Namun hal ini dengan syarat, seseorang haruslah bertaubat dari dosa besar yang pernah ia terjerumus di dalamnya, dia bertaubat dengan penuh rasa penyesalan. Lihatlah perkataan Az Zuhri berikut, โ€œKetika hari raya Idul Fithri, banyak manusia yang akan keluar menuju lapangan tempat pelaksanaan shalat ied, Allah pun akan menyaksikan mereka. Allah pun akan mengatakan, โ€œWahai hambaku, puasa kalian adalah untuk-Ku, shalat-shalat kalian di bulan Ramadhan adalah untuk-Ku, kembalilah kalian dalam keadaan mendapatkan ampunan-Ku.โ€ Ulama salaf lainnya mengatakan kepada sebagian saudaranya ketika melaksanakan shalat ied di tanah lapang, โ€œHari ini suatu kaum telah kembali dalam keadaan sebagaimana ibu mereka melahirkan mereka.โ€[14] Selepas Ramadhan, Para Salaf Khawatir Amalannya Tidak Diterima Para ulama salaf terdahulu begitu semangat untuk menyempurnakan amalan mereka, kemudian mereka berharap-harap agar amalan tersebut diterima oleh Allah dan khawatir jika tertolak. Merekalah yang disebutkan dalam firman Allah, ูˆูŽุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ูŠูุคู’ุชููˆู†ูŽ ู…ูŽุง ุขุชูŽูˆู’ุง ูˆูŽู‚ูู„ููˆุจูู‡ูู…ู’ ูˆูŽุฌูู„ูŽุฉูŒ โ€œDan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut.โ€ Qs. Al Muโ€™minun 60 Ali bin Abi Thalib mengatakan, โ€œMereka para salaf begitu berharap agar amalan-amalan mereka diterima daripada banyak beramal. Bukankah engkau mendengar firman Allah Taโ€™ala, ุฅูู†ูŽู‘ู…ูŽุง ูŠูŽุชูŽู‚ูŽุจูŽู‘ู„ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูุชูŽู‘ู‚ููŠู†ูŽ โ€œSesungguhnya Allah hanya menerima amalan dari orang-orang yang bertakwa.โ€ Qs. Al Ma-idah 27โ€ Dari Fudholah bin Ubaid, beliau mengatakan, โ€œSeandainya aku mengetahui bahwa Allah menerima dariku satu amalan kebaikan sebesar biji saja, maka itu lebih kusukai daripada dunia dan seisinya, karena Allah Taโ€™ala berfirman, ุฅูู†ูŽู‘ู…ูŽุง ูŠูŽุชูŽู‚ูŽุจูŽู‘ู„ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูุชูŽู‘ู‚ููŠู†ูŽ โ€œSesungguhnya Allah hanya menerima amalan dari orang-orang yang bertakwa.โ€ Qs. Al Ma-idah 27โ€ Ibnu Diinar mengatakan, โ€œTidak diterimanya amalan lebih ku khawatirkan daripada banyak beramal.โ€ Abdul Aziz bin Abi Rowwad berkata, โ€œSaya menemukan para salaf begitu semangat untuk melakukan amalan sholih. Apabila telah melakukannya, mereka merasa khawatir apakah amalan mereka diterima ataukah tidak.โ€ Oleh karena itu sebagian ulama sampai-sampai mengatakan, โ€œPara salaf biasa memohon kepada Allah selama enam bulan agar dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan. Kemudian enam bulan sisanya, mereka memohon kepada Allah agar amalan mereka diterima.โ€ Lihat pula perkataan Umar bin Abdul Aziz berikut tatkala beliau berkhutbah pada hari raya Idul Fithri, โ€œWahai sekalian manusia, kalian telah berpuasa selama 30 hari. Kalian pun telah melaksanakan shalat tarawih setiap malamnya. Kalian pun keluar dan memohon pada Allah agar amalan kalian diterima. Namun sebagian salaf malah bersedih ketika hari raya Idul Fithri. Dikatakan kepada mereka, โ€œSesungguhnya hari ini adalah hari penuh kebahagiaan.โ€ Mereka malah mengatakan, โ€œKalian benar. Akan tetapi aku adalah seorang hamba. Aku telah diperintahkan oleh Rabbku untuk beramal, namun aku tidak mengetahui apakah amalan tersebut diterima ataukah tidak.โ€ Itulah kekhawatiran para salaf. Mereka begitu khawatir kalau-kalau amalannya tidak diterima. Namun berbeda dengan kita yang amalannya begitu sedikit dan sangat jauh dari amalan para salaf. Kita begitu โ€œpedeโ€ dan yakin dengan diterimanya amalan kita. Sungguh, teramatlah jauh kita dengan mereka. Bagaimana Mungkin Mendapatkan Pengampunan di Bulan Ramadhan? Setelah kita melihat bahwa di bulan Ramadhan ini penuh dengan pengampunan dosa dari Allah Taโ€™ala, namun banyak yang menyangka bahwa dirinya kembali suci seperti bayi yang baru lahir selepas bulan Ramadhan, padahal kesehariannya di bulan Ramadhan tidak lepas dari melakukan dosa-dosa besar. Sebagaimana yang telah kami jelaskan bahwa dosa-dosa kecil bisa terhapus dengan amalan puasa, shalat malam dan menghidupkan malam lailatul qadar. Namun ingatlah bahwa pengampunan tersebut bisa diperoleh bila seseorang menjauhi dosa-dosa besar. Lalu bagaimanakah dengan kebiasaan sebagian kaum muslimin yang berpuasa namun menganggap remeh shalat lima waktu, bahkan seringkali meninggalkannya ketika dia berpuasa padahal meninggalkannya termasuk dosa besar?! Sebagian kaum muslimin begitu semangat memperhatikan amalan puasa, namun begitu lalai dari amalan shalat lima waktu. Padahal dengan sangat nyata dapat kami katakan bahwa orang yang berpuasa namun enggan menunaikan shalat, puasanya tidaklah bernilai apa-apa. Bahkan puasanya menjadi tidak sah disebabkan meninggalkan shalat lima waktu. Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin mengatakan, โ€œPuasa yang dilakukan oleh orang yang meninggalkan shalat tidaklah diterima karena orang yang meninggalkan shalat telah melakukan dosa kekafiran dan murtad. Dalil bahwa meninggalkan shalat termasuk bentuk kekafiran adalah firman Allah Taโ€™ala, ููŽุฅูู†ู’ ุชูŽุงุจููˆุง ูˆูŽุฃูŽู‚ูŽุงู…ููˆุง ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉูŽ ูˆูŽุขูŽุชูŽูˆูุง ุงู„ุฒู‘ูŽูƒูŽุงุฉูŽ ููŽุฅูุฎู’ูˆูŽุงู†ููƒูู…ู’ ูููŠ ุงู„ุฏู‘ููŠู†ู ูˆูŽู†ูููŽุตู‘ูู„ู ุงู„ู’ุขูŽูŠูŽุงุชู ู„ูู‚ูŽูˆู’ู…ู ูŠูŽุนู’ู„ูŽู…ููˆู†ูŽ โ€œJika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka mereka itu adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.โ€ Qs. At Taubah 11 Alasan lain adalah sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ูˆูŽุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ุดู‘ูุฑู’ูƒู ูˆูŽุงู„ู’ูƒููู’ุฑู ุชูŽุฑู’ูƒู ุงู„ุตู‘ูŽู„ุงูŽุฉู โ€œPembatas antara seorang muslim dengan kesyirikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat.โ€[15] Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda, ุงู„ู’ุนูŽู‡ู’ุฏู ุงู„ู‘ูŽุฐูู‰ ุจูŽูŠู’ู†ูŽู†ูŽุง ูˆูŽุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ู ุงู„ุตู‘ูŽู„ุงูŽุฉู ููŽู…ูŽู†ู’ ุชูŽุฑูŽูƒูŽู‡ูŽุง ููŽู‚ูŽุฏู’ ูƒูŽููŽุฑูŽ โ€œPerjanjian antara kami dan mereka orang kafir adalah mengenai shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.โ€ [16]โ€œ[17] Namun ini nyata terjadi pada sebagian orang yang menunaikan puasa. Mereka begitu semangat menunaikan puasa Ramadhan, namun begitu lalai dari rukun Islam yang lebih penting yang merupakan syarat sah keislaman seseorang yaitu menunaikan shalat lima waktu. Hanya Allah lah yang memberi taufik. Lalu seperti inikah Idul Fithri dikatakan sebagai hari kemenangan sedangkan hak Allah tidak dipedulikan? Seperti inikah Idul Fithri disebut hari yang suci sedangkan ketika berpuasa dikotori dengan durhaka kepada-Nya? Kepada Allah-lah tempat kami mengadu, semoga Allah senantiasa memberi taufik. Ingatlah, meninggalkan shalat lima waktu bukanlah dosa biasa, namun dosa yang teramat bahaya. Ibnu Qayyim Al Jauziyah โ€“rahimahullahโ€“ mengatakan, โ€œKaum muslimin bersepakat bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.โ€ [18] Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Al Kabaโ€™ir, Ibnu Hazm โ€“rahimahullahโ€“ berkata, โ€œTidak ada dosa setelah kejelekan yang paling besar daripada dosa meninggalkan shalat hingga keluar waktunya dan membunuh seorang mukmin tanpa alasan yang bisa dibenarkan.โ€[19] Itulah kenyataan yang dialami oleh orang yang berpuasa. Kadang puasa yang dilakukan tidak mendapatkan ganjaran apa-apa atau ganjaran yang kurang dikarenakan ketika puasa malah diisi dengan berbuat maksiat kepada Allah, bahkan diisi dengan melakukan dosa besar yaitu meninggalkan shalat. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ุฑูุจู‘ูŽ ุตูŽุงุฆูู…ู ุญูŽุธู‘ูู‡ู ู…ูู†ู’ ุตููŠูŽุงู…ูู‡ู ุงู„ุฌููˆู’ุนู ูˆูŽุงู„ุนูŽุทูŽุดู โ€œBetapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.โ€[20] Jika demikian, di manakah hari kemenangan yang selalu dibesar-besarkan ketika Idul Fithri? Di manakah hari yang dikatakan telah suci lahir dan batin sedangkan hak Allah diinjak-injak? Lalu apa gunanya minta maaf kepada sesama begitu digembar-gemborkan di hari ied sedangkan permintaan maaf kepada Rabb atas dosa yang dilakukan disepelekan? Takbir di Penghujung Ramadhan Karena begitu banyak pengampunan dosa di bulan Ramadhan, kita diperintahkan oleh Allah di akhir bulan untuk bertakbir kepada-Nya dalam rangka bersyukur kepada-Nya. Allah Taโ€™ala berfirman, ูˆูŽู„ูุชููƒู’ู…ูู„ููˆุง ุงู„ู’ุนูุฏู‘ูŽุฉูŽ ูˆูŽู„ูุชููƒูŽุจู‘ูุฑููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽุง ู‡ูŽุฏูŽุงูƒูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชูŽุดู’ูƒูุฑููˆู†ูŽ โ€œDan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu bertakwa pada Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.โ€ Qs. Al Baqarah 185 Yang dimaksud dengan takbir di sini adalah bacaan โ€œAllahu Akbarโ€. Mayoritas ulama mengatakan bahwa ayat ini adalah dorongan untuk bertakbir di akhir Ramadhan. Sedangkan kapan waktu takbir tersebut, para ulama berbeda pendapat. Pendapat pertama, takbir tersebut adalah ketika malam idul fithri. Pendapat kedua, takbir tersebut adalah ketika melihat hilal Syawal hingga berakhirnya khutbah Idul Fithri. Pendapat ketiga, takbir tersebut dimulai ketika imam keluar untuk melaksanakan shalat ied. Pendapat keempat, takbir pada hari Idul Fithri. Pendapat kelima yang merupakan pendapat Imam Malik dan Imam Asy Syafiโ€™i, takbir ketika keluar dari rumah menuju tanah lapang hingga imam keluar untuk shalat ied. Pendapat keenam yang merupakan pendapat Imam Abu Hanifah, takbir tersebut adalah ketika Idul Adha dan ketika Idul Fithri tidak perlu bertakbir.[21] Syukur di sini dilakukan untuk mensyukuri nikmat Allah berupa taufik untuk melakukan puasa, kemudahan untuk melakukannya, mendapat pembebasan dari siksa neraka dan ampunan yang diperoleh ketika melakukannya. Atas nikmat inilah, seseorang diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah, bersyukur kepada-Nya dan bertakwa kepada-Nya dengan sebenar-benarnya takwa. Ibnu Masโ€™ud mengatakan bahwa sebenar-benarnya takwa adalah mentaati Allah tanpa bermaksiat kepada-Nya, mengingat Allah tanpa lalai dari-Nya dan bersyukur atas nikmat-nikmat Allah, tanpa kufur darinya.[22] Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd. Di penghujung bulan Ramadhan ini, hanyalah ampunan dan pembebasan dari siksa neraka yang kami harap-harap dari Allah yang Maha Pengampun. Kami pun berharap semoga Allah menerima amalan kita semua di bulan Ramadhan, walaupun kami rasa amalan kami begitu sedikit dan begitu banyak kekurangan di dalamnya. Taqobalallahu minna wa minkum Semoga Allah menerima amalan kami dan amalan kalian. Semoga Allah menjadi kita insan yang istiqomah dalam menjalankan ibadah selepas bulan Ramadhan. Alhamdulillahilladzi bi niโ€™matihi tatimmush sholihaat Segala puji bagi Allah yang dengan segala nikmat-Nya setiap kebaikan menjadi sempurna. Wa shallallahu wa salaamu ala nabiyyina Muhammad wa ala alihi wa shohbihi ajmaโ€™in. *** Diselesaikan menjelang Shubuh, Ahad, 1 Syawal 1430 H, di Ori, Pelauw โ€“ Maluku Tengah Penulis Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Baca Juga Minal Aidin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin Saat Idul Fitri, Apakah Benar Tidak Boleh Diucapkan? Dua Kebahagiaan Ketika Hari Raya Idul Fithri Footnote [1] HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760. [2] Lihat Latho-if Al Maโ€™arif, Ibnu Rajab Al Hambali, hal. 372, Daar Ibnu Katsir [Tahqiq Yasin Muhammad As Sawaas] [3] HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759 [4] HR. Bukhari no. 1901. [5] Lihat Fathul Bari, 6/290, Mawqiโ€™ Al Islam, Asy Syamilah [6] Lihat Latho-if Al Maโ€™arif, hal. 372 dan Fathul Baari, 6/290 [7] HR. Muslim no. 233. [8] Latho-if Al Maโ€™arif, hal. 372 [9] -Idem- [10] Latho-if Al Maโ€™arif, hal. 373 [11] Latho-if Al Maโ€™arif, hal. 378 [12] Latho-if Al Maโ€™arif, hal. 383 [13] Latho-if Al Maโ€™arif, hal. 378 [14] Latho-if Al Maโ€™arif, hal. 373-374 [15] HR. Muslim no. 82 [16] HR. Ahmad, At Tirmidzi, An Nasaโ€™i, Ibnu Majah. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani [17] Majmuโ€™ Fatawa wa Rosa-il Ibnu Utsaimin, 17/62, Asy Syamilah [18] Ash Sholah wa Hukmu Tarikiha, hal. 7, Darul Imam Ahmad, Kairo-Mesir. [19] Al Kabaโ€™ir Maโ€™a Syarhi Li Fadhilatisy Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin, Al Imam Adz Dzahabiy, hal. 25, Darul Kutub Al Ilmiyyah. [20] HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shohih ligoirihi โ€“yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya [21] Lihat Fathul Qodir, Asy Syaukani, 1/239, Mawqiโ€™ At Tafasir, Asy Syamilah [22] Latho-if Al Maโ€™arif, hal. 381

PemahamanAhlussunnah Tentang Hadits an Nuzul. Ada sebuah hadits yang dikenal dengan nama Hadรฎts an-Nuzรปl. Hadits ini diriwayatkan oleh al-Imรขm al-Bukhari dan al-Imรขm Muslim dalam kitab Shahih masing-masing. Maka dalam kesempatan ini pula, kami ingin menyampaikan ucapan salam perpisahan, terkhusus untuk kakak santri yang akan

Pondok Pesantren Darul Qurโ€™an Wal Hadits OKU Timur mengadakan acara perpisahan santri/wati kelas MTW 3 dan IDM 3 pada hari jumโ€™at tanggal 9 Juli 2021 bertempat di Majid Abi Bakr Ash-Siddiq untuk Ikhwan dan untuk akhwat bertempat di mushola. Acara dimulai pukul sampai dengan pukul wib. Acara diawali dengan pebacaan ayat Al-qurโ€™an oleh Didi Kurniawan santri IDM 3 yang membacakan Surat Al-Buruj. Kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan berbahasa Arab dari Santri IDM 3 yang bernama Riduan Al-Olgani. Beliau menyampaikan sebuah hadits Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda ู„ุง ูŠูŽุดู’ูƒูุฑู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ู…ูŽู†ู’ ู„ุง ูŠูŽุดู’ูƒูุฑู ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณูŽ โ€œTidak bersyukur kepada Allah, orang yang tidak berterimakasih kepada orang lainโ€ [HR. Ahmad, Abu Dawud, dan selain keduanya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani]. โ€œSaya mewakili para santri mengucapkan terima kasih kepada Allah azza wa jalla, kepada orang tua dan para ustadz serta pegawai yang telah mengajar, membimbing dan membina kami.โ€ Paparnya. Acara dilanjutkan dengan pidato Bahasa Indonesia oleh Alam santri MTW 3, beliau menuturkan โ€œSelama kami belajar di ponpes Darul Qurโ€™an Wal Hadits apabila melakukan kesalahan kepada para ustadz atau kepada teman-teman, kami meminta maaf dan terima kasih kepada para ustadz yang telah memberikan ilmu kepada kami.โ€ Tambahnya. Kemudian Ustadz Said Yai Ardiansyah, Lc., sebagai pimpinan pondok menyampaikan syukur kepada Allah atas terlaksananya acara perpisahan ini serta terus mengajak bersholawat kepada nabi Sholallahu alaihi wassalam. โ€œSegala kenikmatan harus kita syukuri, sebelum belajar di ponpes ini kita masih kekurangan ilmu, setelah belajar disini kita sudah bisa membaca Al-qurโ€™an, fasih Bahasa Arab, mengetahui halal-haram. Jadi kita harus berterima kasih kepada Allah, kepada orang tua, dan kepada para ustadz dan pegawai yang telah membimbing selama belajar disini.โ€ Papar beliau. Beliau juga sangat menekankan kepada para lulusan untuk terus menebarkan kebaikan dan memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada umat. โ€œTeruslah menebarkan kebaikan dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya terhadap umat, jika belum mampu memberikan manfaaat maka setidaknya jangan halangi umat untuk terus mendapatkan kebaikan. Jadilah cermin yang terus memancarkan kebaiakan.โ€ Tambahnya. Semoga lulusan pondok pesantren Darul Qurโ€™an Wal Hadits OKU Timur bisa terus menyebarkan kebaikan dan memberikan manfaat kepada umat. Dan tentu saja semakin tersebarnya kebaikan dan islam yang haq. Penulis Hendri Yansa, Editor Khoirul Anam, Baca juga artikel Mengenal Budaya Arab Sebelum Masuknya Islam Sifat Wanita Ahli Surga
PondokPesantren Modern Terpadu (PMT) Prof. Dr. Hamka, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, mengirim 40 santri dan 4 guru pendamping dalam kegiatan pertukaran pelajar ke Negeri Kelantan Malaysia Perpisahan adalah Bagian dari Hidup Hello Readers, perpisahan adalah bagian dari hidup yang tak dapat dihindari. Kita pasti pernah merasakan kehilangan seseorang yang kita sayangi karena harus berpisah. Baik itu karena pindah kota, pindah sekolah, atau bahkan kematian. Namun, dalam Islam, perpisahan bukanlah sesuatu yang hanya menimbulkan kesedihan. Ada banyak hadits yang mengajarkan tentang bagaimana kita seharusnya memandang perpisahan. Hadits tentang Menyimpan Kenangan yang Berharga Salah satu hadits yang mengajarkan tentang perpisahan adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Beliau menyampaikan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, โ€œBarangsiapa yang mengunjungi saudaranya di atas kemauannya, maka Allah akan menciptakan untuknya satu buah taman di surga.โ€ HR. Bukhari dan Muslim.Dalam hadits ini, Rasulullah SAW mengajarkan tentang pentingnya menjalin silaturahmi dengan saudara-saudara kita. Meskipun suatu saat kita harus berpisah, namun kita seharusnya tetap menjaga hubungan baik dengan mereka. Dengan begitu, kita tidak hanya menyimpan kenangan yang indah bersama mereka di dunia, tetapi juga akan mendapatkan pahala di surga kelak. Hadits tentang Berdoa untuk Mereka yang Telah Pergi Selain itu, Rasulullah SAW juga mengajarkan tentang bagaimana kita seharusnya memandang perpisahan karena kematian. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah SAW pernah bersabda, โ€œDoakanlah saudaramu yang telah pergi dengan baik, dan mintalah kebaikan baginya di dalam doa-doa kalian.โ€ Dalam hadits ini, Rasulullah SAW mengajarkan tentang pentingnya kita berdoa untuk saudara-saudara kita yang telah meninggal dunia. Meskipun mereka sudah pergi, namun kita masih bisa membantu mereka dengan doa. Dengan begitu, kita tidak hanya menyimpan kenangan yang indah bersama mereka, tetapi juga membantu mereka mendapatkan kebahagiaan di akhirat. Hadits tentang Berusaha untuk Bertemu Kembali Selain mengajarkan tentang pentingnya menyimpan kenangan yang indah bersama saudara-saudara kita, Rasulullah SAW juga mengajarkan tentang bagaimana kita seharusnya memandang perpisahan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Yaโ€™la, Rasulullah SAW pernah bersabda, โ€œJanganlah kalian berpisah lama-lama sehingga kalian saling membenci. Namun, jika kalian berpisah sejenak, maka usahakanlah untuk bertemu kembali.โ€Dalam hadits ini, Rasulullah SAW mengajarkan tentang pentingnya kita berusaha untuk bertemu kembali dengan saudara-saudara kita yang harus berpisah. Meskipun kita harus berpisah sejenak, namun kita seharusnya tetap berusaha untuk bertemu kembali. Dengan begitu, kita tidak hanya menyimpan kenangan yang indah bersama mereka, tetapi juga memperkuat hubungan kita dengan mereka. Hadits tentang Berusaha untuk Menjalin Hubungan Baik Terakhir, Rasulullah SAW juga mengajarkan tentang bagaimana kita seharusnya memandang perpisahan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah SAW pernah bersabda, โ€œJika dua orang saling berpisah dengan baik, maka Allah akan memperkuat hubungan keduanya.โ€Dalam hadits ini, Rasulullah SAW mengajarkan tentang pentingnya kita menjalin hubungan baik dengan saudara-saudara kita yang harus berpisah. Meskipun kita harus saling berpisah, namun kita seharusnya tetap berusaha untuk menjalin hubungan baik dengan mereka. Dengan begitu, kita tidak hanya menyimpan kenangan yang indah bersama mereka, tetapi juga memperkuat hubungan kita dengan mereka. Kesimpulan Dalam Islam, perpisahan bukanlah sesuatu yang hanya menimbulkan kesedihan. Ada banyak hadits yang mengajarkan tentang bagaimana kita seharusnya memandang perpisahan. Kita seharusnya tetap menjalin silaturahmi dengan saudara-saudara kita, berdoa untuk mereka yang telah pergi, berusaha untuk bertemu kembali, dan menjalin hubungan baik dengan mereka. Dengan begitu, kita tidak hanya menyimpan kenangan yang indah bersama mereka, tetapi juga mendapatkan pahala di surga kelak. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya.
Katakata perpisahan pondok pesantren. Jangan lupa untuk selalu gunakan pecimu dimanapun kamu berada. Siapa yang mau akan kehadiranmu. Contoh teks pidato perpisahan sekolah singkat kelas 6 sd 9 smp 12 sma. Santri itu akan selalu jadi anak GAPLEH. Bisa dari video kata kata sampai kumpulan gambar Orang Lucu Dan. Kita pernah bertemu Menjalin
Sebagianulama lain mengatakan bahwa hadist tersebut adalah hadits dhoif . Langkah Ketiga : Memperbanyak do'a untuk menghafal Al Qur'an. Do'a ini memang tidak terdapat dalam hadits, akan tetapi seorang muslim bisa berdo'a menurut kemampuan dan bahasanya masing-masing. Mungkin anda bisa berdo'a seperti ini :
PidatoSingkat - Pidato Singkat Islami Beserta Hadist dan Ayat bisa menjadi sebuah alternatif untuk menyampaikan kebaikan tentang islam baik itu berbentuk kabar baik (perintah) maupun peringatan. Sejatinya memang setiap orang membutuhkan orang lain untuk bisa mengingatkannya, ibarat bunga yang membutuhkan siraman agar tetap segar.
DuniaSantri "Segala artikel tentang dunia islam, pesantren, Debat islam - kristen, Diskusi Islam - Kristen, ilmu agama, budaya, hikmah, nasehat,kebenaran alquran,kebenaran hadits,renungan islami dan motivasi islami" Halaman. Beranda; About; Sabtu, 24 September 2011 "Pembuktian Kebenaran mengenai hadรฎts tentang "LALAT"
Haditsriyadus shalihin Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW., beliau bersabda:" Allah telah memberi kesempatan kepada seseorang di mana Allah memanjangkan usianya sampai enampuluh tahun".(Riwayat Bukhari) Isengiseng saja , membuat sebuah puisi tentang dunia santri , walau aku tidak begitu menguasai tentang santri itu seperti apa , tapi terbesit di hati ini untuk mengungkapkanya dengan kata-kata sesuai dengan apa yang saya pikirkan . Berikut puisinya , karena ini di buat spontan saja , mungkin masih banyak kekuranganya , silahkan beri masukan . bjwaeb.
  • 0s13iwkprc.pages.dev/631
  • 0s13iwkprc.pages.dev/874
  • 0s13iwkprc.pages.dev/380
  • 0s13iwkprc.pages.dev/286
  • 0s13iwkprc.pages.dev/675
  • 0s13iwkprc.pages.dev/131
  • 0s13iwkprc.pages.dev/270
  • 0s13iwkprc.pages.dev/534
  • 0s13iwkprc.pages.dev/383
  • 0s13iwkprc.pages.dev/945
  • 0s13iwkprc.pages.dev/909
  • 0s13iwkprc.pages.dev/670
  • 0s13iwkprc.pages.dev/776
  • 0s13iwkprc.pages.dev/538
  • 0s13iwkprc.pages.dev/185
  • hadits tentang perpisahan santri