MadrasahAl Irsyad Al Islamiah sendiri memiliki total siswa 900 orang mulai dari tingkat dasar hingga menengah. Demi mengakomodasi kurikulum ganda, Islam dan nasional, sekolah memiliki waktu sekolah tiga jam lebih panjang dari pada sekolah umumnya. Madrasah Al Irsyad menempati urutan pertama dari enam madrasah yang ada di Negeri Singa tersebut.
JAKARTA — Keberadaan lembaga pendidikan Islam di negara-negara yang mayoritas penduduknya nonMuslim sejatinya tidak bisa dianggap remeh. Sebab, kehadiran institusi tersebut menjadi salah satu faktor yang menentukan keberlangsungan proses kaderisasi para calon cendekiawan Muslim di sana. Salah satunya Singapura. Negeri dengan populasi Muslim yang hanya berjumlah 14 persen dari total penduduknya itu kini mulai menunjukkan gairah keilmuan di sejumlah lembaga pendidikan Islamnya. "Meski Singapura tidak dapat dijadikan sebagai model untuk pendidikan Islam secara global, negara ini memiliki cukup banyak madrasah," ujar akademisi dari Universitas Nasional Singapura, Dr Syed Muhammad Khairudin Aljunied, kepada Republika, belum lama ini. Saat ini, terdapat sedikitnya enam madrasah di Singapura yang menawarkan program pendidikan dari jenjang sekolah dasar hingga jenjang pendidikan sarjana. Keenam madrasah itu adalah Aljunied alIslamiah, Irsyad Zuhri al Islamiah, alMaarif alIslamiyah, Alsa goff alArabiah, alArabiah alIslamiah, dan Wak Tanjong alIslamiah. Aljunied mengatakan, Madrasah al Maarif alIslamiyah dan Madrasah Alsa goff al Arabiah boleh disebut sebagai lembaga pendidikan Islam yang punya reputasi paling bagus di Singapura. Salah satu indikatornya, kedua institusi itu telah melahirkan banyak sekali lulus an yang mampu menguasai bahasa Arab dan Inggris secara fasih. "Anak saya sen diri saya sekolahkan di Madrasah al Maarif alIslamiyah," tutur Aljuneid. Dia mengungkapkan, Pemerintah Singapura juga cukup responsif dalam memberikan dukungan bagi keberlangsungan kegiatan pendidikan Islam di sana. Hal itu bisa dibuktikan lewat prog ram beasiswa yang rutin diberikan ke pada para siswa madrasah setiap tahunnya. Pemerintah setempat juga kerap mengadakan pelatihan untuk guruguru madrasah. Seluruh madra sah juga mendapatkan bantuan dana pendidikan lebih dari 3 juta dolar Singapura setara Rp 30 miliar per tahun. Kendati demikian, ia tak menampik bahwa saat ini masih terdapat kendala dalam memajukan lembaga pendidikan Islam di Singapura. Kendala itu terutama bisa dilihat dari kurangnya upaya para pengelola madrasah untuk mempromosikan institusi mereka kepada ma syarakat luas. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Kepalasekolah/ madrasah harus menjadi orang yang terus-menerus belajar (continuous learner). Sebagai wujud dari prinsip ini, setiap kepala sekolah harus selalu: (1) menilai dan menganalisis keefektifan kinerjanya, (2) melakukan refleksi terhadap praktik-praktik kepemimpinan yang dilakukan, (3) bersikap adaptif terhadap perubahan, dan (4) terus
iAAtvEg.